Dark/Light Mode

Data Varian Subvarian Juga Penting

JN.1 Merajalela, Prof. Tjandra Minta Data Covid Harian Diumumkan Lagi

Sabtu, 23 Desember 2023 15:20 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama terus menyoroti kasus Covid-19, yang belakangan ini terus mengalami kenaikan. Baik di level nasional, atau di tingkat global. Berdasarkan laporan epidemiologi terbaru yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 22 Desember 2023, jumlah kasus baru Covid-19 pada periode 20 November sampai 17 Desember 2023 dilaporkan naik 52 persen (dengan lebih dari 850 ribu kasus), dibanding 28 hari sebelumnya. 

Hingga 17 Desember 2023, dunia mencatat lebih dari 772 juta kasus terkonfirmasi Covid-19, dengan 7 juta angka kematian,

Data global pada periode 13 November sampai 10 Desember 2023 mencatat lebih dari 118 ribu kasus rawat inap Covid-19 di rumah sakit. Lebih dari 1.600 orang, ditangani di unit perawatan intensif (ICU). Ini artinya, total kasus rawat inap Covid naik 23 persen, sedangkan jumlah pasien ICU akibat Covid melonjak 51 persen.  

Baca juga : Kasus Pneumonia Anak Di China Meningkat, Prof. Tjandra Usulkan 5 Hal Ini

Terkait hal tersebut, Prof. Tjandra mengimbau pemerintah untuk kembali melaporkan data Covid-19 harian, seperti yang pernah dilakukan di masa puncak pandemi Covid-19.

"Akan baik kalau peningkatan kasus, termasuk juga kematian, angka masuk RS dan ICU, dilaporkan secara rinci juga di negara kita dari hari ke hari. Sehingga, kita sebagai anggota masyarakat, bisa mendapatkan informasi terkini dan updated. Supaya kita dapat menyesuaikan tingkat kewaspadaan, dengan kenyataan di lapangan," kata Prof. Tjandra yang juga pernah menjadi Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara (2018-2020).

Sejak 18 Desember 2023, WHO sudah menetapkan JN.1 yang merupakan sub-lineage dari Omicron BA.2.86, ke dalam kelompok variant of interest (VOI) tersendiri. Terpisah dari induknya: BA.2.86.

Baca juga : Mahasiswa, Jangan Kampanye Golput!

Ini dilakukan WHO, karena adanya peningkatan prevalensi JN.1 dalam seminggu terakhir di dunia. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia, Singapura, dan negara-negara lain.

Prof. Tjandra menjelaskan, JN.1 memang paling tinggi peningkatannya. Tetapi, secara total, EG.5 masih merupakan VOI yang paling banyak dilaporkan.

"Akan baik, kalau kita juga mendapat informasi secara lebih lengkap dan rinci tentang berbagai varian dan subvarian di negara kita dari waktu ke waktu. Apalagi di masa libur Natal dan Tahun Baru, serta kemungkinan meningkatnya kerumunan orang pada masa kampanye politik sampai Februari 2024," pungkas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.