Dark/Light Mode

Catatan Drg Enrita Dain Rahmadini

Waspadai Hipomineralisasi Molar Insisif dan Dampaknya pada Kesehatan Gigi Anak

Senin, 12 Februari 2024 15:03 WIB
Gambaran klinis Hypomineralisasi molar Insisif (HMI) pada gigi geraham pertama atas, terlihat bercak kuning kecoklatan pada email melibatkan 2/3 permukaan. (Foto: Istimewa)
Gambaran klinis Hypomineralisasi molar Insisif (HMI) pada gigi geraham pertama atas, terlihat bercak kuning kecoklatan pada email melibatkan 2/3 permukaan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gigi berlubang masih merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut pada yang paling sering dijumpai. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi. Salah satu faktor yang dapat berkontribusi terjadinya karies adalah kelainan pada struktur email.

Kelainan struktur gigi yang cukup sering dijumpai adalah Hipomineralisasi molar Insisif (HMI). Kelainan struktur ini sudah menjadi suatu masalah gigi dan mulut yang bersifat global dan sering dijumpai pada anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Hipomineralisasi molar Insisif atau HMI merupakan suatu kondisi gangguan tumbuh kembang email berupa kurangnya mineralisasi sehingga menyebabkan kekuatan email lebih rendah dan lebih rentan mengalami kerusakan dibandingkan gigi normal. HMI dapat terjadi pada satu sampai keempat gigi geraham pertama permanen serta dapat melibatkan gigi seri permanen.

Baca juga : Ganjar Siap Hilirisasi Sektor Perkebunan Dan Kelautan Jika Jadi Presiden

Kondisi klinis HMI yang sering dijumpai pada anak dapat berupa adanya bercak berwarna putih kekuningan seperti kapur hingga kecoklatan dengan batas yang jelas pada permukaan email gigi. Kondisi klinis lainnya dapat berupa lubang yang cukup besar, hal ini akibat rusaknya email akibat tekanan pengunyahan dan proses karies.

Penyebab Hipomineralisasi molar Insisif belum sepenuhnya diipahami dengan pasti. Namun, beberapa faktor yang diidentifiikasi termasuk faktor genetik, paparan faktor yang bersifat sistemik yang terpapar pada saat tumbuh kembang gigi geraham dan gigi seri yaitu sejak anak lahir hingga usia 4 tahun, serta paparan faktor lingkungan lainnya.

HMI dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan gigi dan kualitas hidup anak. Dampak yang dapat ditimbulkan HMI pada anak berupa:  

  1. Meningkatnya sensitivitas gigi terhadap rangsangan panas, dingin dan tekanan. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Hipersensitivitas ini juga juga dapat dirasakan saat anak menyikat gigi sehingga anak enggan membersihkan rongga mulutnya.
  2. Anak dengan HMI ini memiliki struktur email yang lemah sehingga rentan mengalami kerusakan akibat tekanan kunyah. Kelainan ini juga memiliki kerentanan terjadinya karies 5 kali lebih besar serta kecepatan kerusakannya berlangsung sangat cepat dibandingkan gigi normal.
  3. Gigi hipomineralisasi molar insisif ini juga dapat mengganggu fungsi pengunyahan. Hal ini dapat dikaitkan dengan rasa tidak nyaman atau sensisif bahkan sakit pada saat anak mengunyah makanan sehingga dapat berdampak pada tumbuh kembang anak.
  4. Hipomineralisasi molar insisif ini juga dapat menimbulkan dampak psikologis bagi anak terutama jika kelainan ini melibatkan gigi insisif atau gigi seri. Kondisi ini menyebankan rendahnya kepercayaan diri karena penampilan  gigi yang berbeda dari anak-anak sebaya mereka.

Baca juga : Hilirisasi Dan Tranformasi Ekonomi Indonesia Menghadapi Banyak Tantangan

Meskipun HMI tidak dapat sepenuhnya disembuhkan, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola kondisi ini dan mengurangi risiko komplikasi dan kerusakan yang lebih lanjut.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan orang tua dan anak antara lain: Kebersihan rongga mulut harus dijaga dengan menyikat gigi dengan cara dan waktu yang benar. Pola makan anak juga harus diperhatikan oleh orang tua. Jenis makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang harus dihindari. Waktu pemberian snack pada anak juga harus diperhatikan, hindari waktu snacking pada anak yang sangat pendek dan terus menerus. Pemeriksaan gigi rutin oleh dokter gigi. Dokter gigi akan melakukan upaya pencegahan berupa pemberian fluor secara topikal serta upaya pencegahan lainnya. Selain itu, pada kasus yang berat, perawatan seperti restorasi gigi mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Edukasi mengenai HMI juga penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kondisi ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang HMI, orangtua, guru, dan tenaga medis dapat bekerja sama untuk memberikan perawatan yang tepat dan dukungan kepada anak-anak yang terkena dampaknya. Dengan kesadaran yang lebih besar dan perhatian yang adekuat, kita dapat membantu anak-anak yang menderita MIH untuk menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan sehat sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tercapai secara optimal.

Baca juga : Definisi Sosialisasi Dan Kampanye Tidak Jelas!

Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai HMI dan menginspirasi masyarakat terutama orang tua untuk lebih memahami pentingnya kesehatan gigi pada anak.

Dr. Drg. Enrita Dain Rahmadini, Dosen Departemen Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Trisakti (Usakti)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.