Dark/Light Mode

Pak Anies Kepleset Lem Aibon 82 Miliar

Kamis, 31 Oktober 2019 11:25 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan). (Foto: Rizky Syaputra/Rakyat Merdeka)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan). (Foto: Rizky Syaputra/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur DKIJakarta, Anies Baswedan, kepleset anggaran lem aibon sebesar Rp 82 miliar. Gara-gara lem itu, eks Mendikbud itu jadi bulan-bulanan warganet.

Seharian kemarin, jagat dunia maya diramaikan oleh kata kunci lem aibon. Sejumlah kata kunci terkait aibon memuncaki daftar trending topik Twitter. Sampai pukul 9 tadi malam, tagar #aibonMemanggil masih nangkring di daftar topik yang paling banyak dibicarakan warganet.

Kehebohan soal aibon ini berawal ketika anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI,  William Aditya Sarana menemukan kejanggalan pembelian lem aibon dalam rencana Kebijakan Umum anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) DKI 2020.

Di akun Twitter miliknya, William mengaku, menemukan anggaran aneh oleh Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta barat. Dia heran, untuk apa lem sebanyak itu.

“Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai dua kaleng lem aibon per murid setiap bulannya. buat apa?” cuit @willsarana, Selasa malam. Dengan cepat, cuitan William itu merayap di linimasa Twitter.

Baca juga : Persiapan SEA Games, Menpora Lepas Tim Rugby7 Uji Coba ke Malaysia

Hanya butuh semalam, cuitan itu langsung bikin geger warganet. Tak sampai sore hari, cuitan soal aibon sudah mencapai 65 ribu kicauan. Sebagian besar kicauan itu menyudutkan Gubernur Anies yang dianggap lalai. Sebagian kritik itu bernada pedas dan tajam.

Klarifikasi muncul dari Sekretaris Dinas Pendidikan, Susi Nurhati dan Kepala Dinas Pendidilkan, Syaefullah Hidayat. Susi menduga, munculnya anggaran Rp 82 miliar untuk membeli lem karena salah ketik. Dia membantah, Dinas Pendidikan menyusun anggaran lem Aibon untuk siswa. “Enggak mungkin (ada anggaran itu),” kata Susi, saat dikontak wartawan, kemarin.

Sementara Syaefullah mengatakan, anggaran itu adalah anggaran sementara yang akan diubah nantinya setelah mendapat rencana dari pihak sekolah. “Terbentur waktu, jadi Sudin menyusun anggaran sementara,” kata Syaefullah.

Penjelasan anak buah Anies itu tak meredakan kegaduhan. Warganet malah makin beringas. Gambar meme soal Aibon hilir mudik di linimasa Twitter. Tagar #AibonMemanggil pun muncul. Selain aibon, warganet juga menyoroti anggaran drawing pen yang mencapai Rp 124 miliar.

William Sarana juga tak puas dengan jawaban tersebut. Ia masih penasaran siapa yang mengusulkan anggaran itu. “Kenapa lem Aibon dan kenapa angkanya besar sekali? Saya minta gubernur jelaskan, jangan buang badan ke anak buah,” kata William.

Baca juga : Calon Kapolri Idham Azis, Hartanya Rp 5,5 Miliar

Menurut dia, gubernur seharusnya menjalankan peran sebagai kepala daerah dan bertanggung jawab penuh memastikan anggaran tepat sasaran, sesuai dengan arahan Mendagri Tito Karnavian. Isu Aibon ini juga memunculkan tagar #MendagriSisirAnggaran.

Menjelang maghrib, Anies Baswedan baru angkat bicara. Kata dia, tak mungkin Pemprov membeli lem Aibon seharga Rp 82,8 miliar. Anies juga menemukan beberapa kejanggalan lain dalam rencana anggaran itu.

Selain lem aibon ada juga angaran beli Rotring Rp 35 miliar. Ada juga alat tulis kantor (ATK) sebesar Rp 1,6 miliar. Jadi itu sudah kita temukan, itu yang akan koreksi. Dan ini salahnya sistem karena mengandalkan manusia,” kata Anies di kantornya, kemarin.

Anies mengaku, telah mengecek rencana anggaran satu per satu. Dia lalu menyampaikan keanehan anggaran kepada bawahannya.

”Saya tidak umumkan keluar. Karena saya mau koreksi tidak bisa seperti ini terus. Kalau umumkan menimbulkan kehebohan gubernurnya kelihatan keren sih,” kata Anies.

Baca juga : Sevilla Terpeleset, Real Sociedad Menang

Menurut Anies, hal seperti ini selalu berulang bertahun-tahun karena sistemnya bermasalah. Oleh sebab itu, dia ingin sistemnya diubah supaya pengisian anggaran benar-benar relevan.

Menurut dia, problem seperti ini muncul tiap tahun dan pangkalnya ada pada sistem. Sistem yang digunakan saat ini memang sudah digital tapi tidak smart alias pengecekan masih dilakukan secara manual. Akibatnya, tetap ada pegawai yang teledor setiap tahunnya. Anies menambahkan, masalah ini juga muncul di era gubernur sebelum dirinya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.