Dark/Light Mode

Suhu Panas Terjadi Di Sejumlah Wilayah Indonesia

Netizen: Gerah Banget, Badan Jadi Tak Nyaman

Minggu, 5 Mei 2024 07:25 WIB
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan. (Foto: tvOnenews)
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan. (Foto: tvOnenews)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski dilanda cuaca panas terik dalam beberapa hari terakhir, Indonesia dipastikan tidak terkena gelombang panas seperti sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun, suhu panas masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan memastikan fenom­ena gelombang panas yang terjadi di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah dan sebagian Asia Tenggara, tidak menciptakan efek serupa bagi Indonesia.

“Secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelom­bang panas,” ujarnya di Jakarta, Jum’at (3/5/2024).

Dijelaskan Eddy, negara-negara yang saat ini mengalami gelombang panas mayoritas daratan dan masuk di belahan bumi utara, seperti India dan Vietnam. Gelombang panas di negara-negara tersebut meru­pakan fenomena yang lumrah terjadi ketika matahari bergerak ke arah utara.

Baca juga : Bulog Baiknya Pakai APBN

Sementara Indonesia, lanjut dia, sebagian besar wilayahnya laut dan secara astronomis terle­tak berada pada posisi 6 derajat lintang utara dan 11 derajat lintang selatan. Posisi tersebut membuat Indonesia dominan di wilayah selatan.

Selain itu, tambah Eddy, sifat laut yang lambat menerima panas dan lambat mengeluarkan panas berfungsi melindungi Indonesia dari efek gelombang panas yang saat ini melanda negara-negara di belahan bumi utara.

“Matahari sedang mening­galkan ekuator menuju belahan bumi utara. Wilayah Gujarat dan Hyderabad di India, tandus dan tidak ada air, sehingga da­ratannya menjadi sasaran panas matahari,” imbuhnya.

Eddy mengatakan, daratan bersifat cepat menerima panas dan cepat melepaskan panas. Jadi, saat posisi matahari berada di utara, penyerapan panas ma­tahari lebih optimal.

Baca juga : Saham BRI Makin Kinclong

“Distribusi panas ke seluruh dunia sama, karena bersumber dari matahari. Namun, respon­snya tidak sama bagi negara dominan laut dan negara domi­nan darat,” cetusnya.

Secara historis, lanjut Eddy, Indonesia tidak pernah tercatat mengalami fenomena gelom­bang panas. Menurut dia, mesk ada kawasan yang mengala­mi suhu 40 sampai 42 derajat Celcius, itu hanya bersifat se­mentara, tidak permanen.

“Apakah gelombang panas membahayakan? Iya pasti ber­bahaya bagi negara daratan. Tapi, itu tidak berbahaya untuk Indonesia,” tandasnya.

Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memastikan fenomena udara panas yang me­landa Indonesia beberapa hari terakhir bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca juga : Buruh Jadi Pahlawan Penggerak Ekonomi

“Jika ditinjau secara karakteristik fenomena, maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, kita tidak termasuk ke dalam kategori heatwave. Itu tidak memenuhi persyaratan sebagai gelombang panas,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Kamis (2/5/2024).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.