Dark/Light Mode

Luhut Dibantu 300 Talenta Muda Urus Data Raksasa GovTech INA Digital

Senin, 27 Mei 2024 20:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/luhut.pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/luhut.pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Kurang dari lima bulan setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ditugasi oleh presiden Jokowi pada Januari lalu mengkoordinasikan transformasi digital, hari ini Government Technology (GovTech) Indonesia yang diberi nama INA Digital resmi diluncurkan di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/5).

Transformasi digital itu dilakukan karena banyaknya aplikasi pemeritah yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga. Dari laporan yang diterima Luhut, mencapai 27.000 aplikasi. Namun, data antar pemerintah sering tak sinkron dan terpadu. 

"Hal inilah yang kemudian rentan menimbulkan masalah di masyarakat," kata Luhut dalam postingan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin (27/5).

Luhut mengakui ada tantangan besar dalam koordinasi lintas kementerian. Karena itu, sebanyak 300 talenta digital muda dilibatkan untuk menangani data raksasa layanan masyarakat tersebut.

Baca juga : Rahasia Pendidikan ala Sudaryono: Guru Ikhlas Hasilkan Anak Bangsa Berkualitas

"Dikawal 300 anak-anak muda Indonesia, yang kerja di bawah sana yang mereka voluntarily, yang kita bayar dengan baik," ucapnya.

Ia berharap, sistem GovTech ini efektif memberantas korupsi, meningkatkan penerimaan negara, dan mempermudah proses bisnis. Dengan Single Sign-On terintegrasi, masyarakat cukup sekali isi data untuk berbagai layanan.

"Birokrasi itu jangan hanya sibuk bekerja, tetapi harus hadir melayani masyarakat. Ucapan Presiden kala itu menjadi spirit kami untuk menghadirkan GovTech Indonesia," lanjutnya.

Menurutnya, birokrasi yang lincah berbasis digital perlu didorong untuk memadukan data dan layanan masyarakat antar-kementerian dan lembaga. 

Baca juga : SCCIC ITB Lakukan Riset Rating Kota Cerdas dan Kota Transformasi Digital

Sebagai tahap awal, ada tujuh layanan yang diprioritaskan INA Digital, yaitu layanan administrasi kependudukan, layanan pendidikan, layanan kesehatan, layanan kepolisian, layanan penyaluran bantuan sosial, layanan untuk Aparatur Sipil Negara, dan layanan pembayaran digital terintegrasi. 

Dikatakan, ada banyak contoh penerapan sistem GovTech ini di sejumlah negara berdampak pada efektifitas pemberantasan korupsi, meningkatkan penerimaan negara, dan menghadirkan kemudahan berusaha.

Di Indonesia, e-katalog sebut Luhut sebagai salah satu contoh keberhasilan transformasi digital dalam rangka efisiensi dan meminimalisir potensi korupsi.

Kemudian, Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di batu bara hingga timah. "Itu sedang kita kerjakan. Kemudian nanti SIMBARA di kelapa sawit," jelasnya.

Baca juga : Pulang Kampung Jadi Juragan, PMI Buka Usaha Lewat Warkop Digital

Layanan perizinan hingga pembayaran melalui GovTech ini diharapkan bisa meningkatkan penerimaan negara.

"Karena kalau tax-ratio kita mau bagus, sumber penerimaan itu harus ditambah dan harus efisien," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.