Dark/Light Mode

Pindah Kuburan Karena Beda Pilihan Caleg

Demokrasi Jadi Democrazy

Senin, 14 Januari 2019 10:25 WIB
Keluarga memindahkan jenazah yang sudah dimakamkan di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (13/1). (Foto: Istimewa)
Keluarga memindahkan jenazah yang sudah dimakamkan di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (13/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemindahan dua jenazah yang sudah dikubur di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, bikin heboh media sosial. Pasalnya, jenazah terpaksa pindah rumah lantaran keluarganya berbeda pilihan caleg.

Menyedihkan, urusan politik bisa sampai begini. Kedua jenazah itu almarhum Masri Dunggio dan almarhumah Siti Aisya Hamzah. Letak kuburan di halaman belakang milik warga bernama Awano. Pemindahan dilakukan pada Sabtu (12/1). Pemilik tanah kuburan meminta jenazah dipindah lantaran keluarga almarhum beda pilihan caleg. "Awano itu bukan orang Nasdem, yang saya tahu Awano itu secara kekerabatan saudara ipar yang mencalonkan diri calon anggota DPRD Bone Bolango. Jadi hubungan dengan partai tidak tahu. Dia pernah berkata, 'Kamu kalau tidak pilih Nani atau Iriani itu kuburan pindah dan ini saya pagar (jalan).' Nah Nani itu dari NasDem," kata Abdusalam Polontolo, keluarga pemilik kuburan yang dipindah.

Menurut Abdusalam, persoalan perbedaan pilihan yang menjadi pemicu pemindahan kuburan sudah pernah dimediasi kepala desa. Namun, tak ada titik temu. Keluarga merasa tidak dihargai dan sakit hati. "Kami sudah diundang ke kantor kepala desa untuk mediasi, tapi kakak saya sudah terlanjur luka. Kakak saya seorang janda, dan sempat dimaki-maki juga. Pemicunya itu bahasa 'kalau kamu tidak pilih, ada yang mati tidak bisa dikuburkan di sini. Itu kuburan Masri harus dipindah," cerita Abdusalam.

Prosesi pemindahan dua jenazah ini diwarnai isak tangis keluarga. Pembongkaran kuburan hingga pindah ke lokasi yang baru, tak jauh dari lokasi yang lama, berlangsung hampir dua jam. Sarce Pomontolo, istri almarhum Masri, mengatakan, Awano pemilik tanah kuburan tak lain adalah keponakan almarhum suaminya.

Baca juga : Ratusan Orang Berjaket Grab Masih Padati Kantor Gojek

Caleg yang diminta untuk didukung adalah ipar Awano. "Saya diminta untuk memilih salah satu calon anggota dewan. Jika tidak, kuburan suami dan cucu saya diminta untuk dikeluarkan dari kuburan keluarga," ujar Sarce terisak.

Kepala Desa Toto Selatan Taufik Baladraf mengungkapkan, persoalan ini muncul sekitar Desember 2018. Pihak-pihak yang bersengketa sudah sempat mediasi dengan aparat desa. Dia juga tak menampik saat rapat mediasi di kantor desa, disinggung juga soal pilih memilih caleg.

"Kami undang semuanya, bahkan kami undang pihak Babinkamtibmas dari Polsek Kabila. Tapi saat itu sudah saya tegaskan, hak pilih itu hak semua orang, dan tidak bisa dipaksakan," ujarnya.

Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie prihatin dan langsung ke Desa Toto Selatan. Dia bertemu keluarga almarhum  karena banyak koleganya di luar daerah yang menanyakan masalah ini. "Saya yakin ini hanya salah paham saja," tandas Rusli.

Baca juga : Jika Merakyat, Caleg Muda Bisa Ngalahin Caleg Senior

Sementara, Caleg DPRD Bone Bolango dari Partai Nasdem, Iriani Manoarfa (Nani) ogah namanya dikaitkan dengan kasus yang lagi viral. "Saya sampaikan kejadian tadi, masalah pembongkaran kuburan yang diviralkan itu. Saya sampaikan dengan tegas, saya tidak ada sangkut paut sama sekali dengan masalah pembongkaran kuburan," ujar Nani, membantah lewat video yang disebar.

Dia menegaskan, sama sekali tak pernah memerintahkan pemindahan dua kuburan tersebut. Apalagi, tanah kuburan yang diperbincangkan ini bukan miliknya. Karenanya, Nani dan Nasdem merasa dirugikan. Apalagi dirinya menjadi pihak yang paling disudutkan.

Netizen berakun @shintia_ayu heran bercampur sedih. "Astaghfirullah," cuitnya, disambut @AAishawarya yang tak habis pikir. "Belum jadi caleg tingkah laku keluarganya begini. Gimana kalau sudah jadi?" kicaunya. Akun @AJS2553 takjub dengan demokrasi di Indonesia yang makin menggila. "Jangan-jangan entar di kuburan mereka berantem ya? Segitunya ini democrazy udah mati aja masih dimusuhin," cuitnya, disamber @Rasmandury.

"Inilah salah satu akibat fatal dari penerapan sistem demokrasi kapitalis yang notabenenya hanya akan mengkotak-kotakan masyarakat muslim dan memecah belah umat," kicaunya. Akun @gm_gm mengingatkan elite politik untuk lebih berpikir dan bertindak. "Belum pernah politik sejak Reformasi begitu memecah belah bangsa seperti kali ini. Politik yang dikuasai demagogi, dianggap sebagai Bharatayuda, ini akibatnya," cuitnya senada dengan @Bengkeltanah.

Baca juga : Ibas Persilakan Kader Demokrat Dukung Jokowi

"Politik Kuburan. Paradigma baru bahwa banyak politisi diduga kehilangan akal sehat. Harus berseteru sampai ke liang lahat demi meraup suara. Ini harus dihentikan!!! Politik harus tetap bermoral & berprikemanusiaan. Tidak perlu terjadi lagi hal seperti ini di bumi Indonesia," cuitnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.