Dark/Light Mode

Gambaran Sikap Politisi Saat Ini

Kanan Kiri Oke, Kalau Balik Badan Nggak Kasih Sen

Minggu, 23 Juni 2024 08:14 WIB
Para tokoh berkumpul pada acara perayaan ulang tahun politisi senior Golkar Theo L. Sambuaga. (Foto: Instagram Airlangga)
Para tokoh berkumpul pada acara perayaan ulang tahun politisi senior Golkar Theo L. Sambuaga. (Foto: Instagram Airlangga)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seperti apa gambaran politisi saat ini? Zulkifli Hasan punya jawabannya. Kata Ketua Umum PAN ini, sekarang sulit cari politisi yang konsisten. Politisi gampang ambil keputusan ke kanan atau ke kiri. Sekalinya balik badan pun, suka nggak kasih sen. 

Pernyataan itu disampaikan Zulkifli Hasan dalam acara HUT ke-75 sekaligus peluncuran buku Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Theo L Sambuaga, di Hotel Mulia, Jakarta, Sabtu (22/6/2024). Acara tersebut dihadiri banyak tokoh, antara lain Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Politisi itu kan yang dipegang omongannya, kalau sekarang kan bisa kiri bisa kanan kadang-kadang semaunya," kata politisi senior yang akrab disapa Zulhas ini. 

Menurut Menteri Perdagangan ini, harusnya politisi memegang teguh apa yang disampaikan. "Kalau dulu, kita dalam komunikasi ada Pak Andi (Andi Mallarangeng Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat) juga di situ, kalau kita sudah ada kesepakatan dipegang teguh, kalau ada perbedaan ngomong lagi," ungkap Zulhas. 

Baca juga : Hendrawan Supratikno: Akan Menambah Beban Anggaran Negara

Moderator lantas bertanya kepada Zulhas, ada atau tidaknya politisi yang tidak komitmen. Zulhas menjawab, terkadang ada politisi pergi tanpa aba-aba. "Ya itu kadang-kadang bisa balik badan tanpa sen, sekarang kan begitu," sebutnya.

Akan tetapi, Zulhas memuji hubungannya dengan Golkar. "Kalau dengan Golkar, rata-rata kalau kita sudah ada pembicaraan, kalau ada perubahan, itu biasanya bicara lagi, jadi sangat bisa dipegang," aku dia. 

Sedangkan, Jusuf Kalla bercerita tentang kiprah politik Theo. Kata JK, Theo merupakan politisi moderat, lurus dan tidak memihak kiri atau kanan. 

"Kalau ada rapat (Theo) tenang, tapi begitu berpendapat selalu menyimpulkan banyak pandangan yang lain secara moderat, tidak keras, tapi tidak ringan juga. Itulah beliau," papar JK. 

Baca juga : Herman Khaeron: Badan Baru Ini Akan Lebih Fokus

Sementara, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berbicara mengenai keputusan yang diambil Golkar dalam menghadapi Pilkada 2024, November nanti. Kata Airlangga, Golkar selalu mengedepankan pengambilan keputusan berbasis ilmiah (scientific) dalam menentukan para calon yang mereka usung di Pilkada. 

Sikap tersebut, tambah Airlangga, membawa Golkar sukses di banyak daerah dalam beberapa Pilkada sebelumnya. "Semua berbasis scientific dan evaluasi. Golkar pada Pilkada yang lalu menang 60 persen adalah basisnya scientific,” aku Airlangga. 

Salah satu teori ilmiah yang dibeberkan Airlangga adalah hasil survei elektabilitas di masing-masing daerah. Menurut Menko Perekonomian itu, Beringin akan mengambil keputusan berdasarkan arah hasil survei elektabilitas para calon potensial. 

Selain Pilkada, Airlangga menyatakan pengambilan keputusan berbasis ilmiah tersebut juga telah mampu mendorong capaian suara Golkar di Pileg 2024 lalu. “Golkar kemarin mendapat kenaikan di Pileg, basisnya juga scientific,” ucap dia. 

Baca juga : Bandara IKN Bisa Dipakai Mulai Tanggal 1 Agustus

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai apa yang disampaikan Zulhas dapat menumbuhkan ketidakpercayaan publik terhadap politisi. Padahal, seharusnya politisi memaknai politik untuk membangun kesejahteraan dan komitmen bersama dalam membangun bangsa.

"Saya melihat yang disampaikan Zulhas benar dan bahkan lebih parah dari itu, karena tidak bisa dipegang baik ucapan maupun tindakannya," pungkas Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menilai, dalam menentukan sikap politik, selama ini politisi memang pertimbangannya kalkulasi. Politisi akan lebih memilih yang lebih menguntungkan. 

"Mana yang dianggap lebih menguntungkan itu yang kemungkinan diambil. Pertimbangan ideologi tidak terlalu kuat lagi," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.