Dark/Light Mode

Ini Tiga Tips Sukses Mendiang Ciputra, Pebisnis Ulung Yang Juga Mantan Atlet PON

Rabu, 27 November 2019 10:41 WIB
Mendiang Ciputra (Foto: Istimewa)
Mendiang Ciputra (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang, manusia mati tinggalkan kebaikan. Begitulah kira-kira gambaran tentang apa-apa yang ditinggalkan, ketika seseorang berpulang menghadap Sang Pencipta.

Sebagai manusia yang hidupnya senantiasa menebar manfaat, baik melalui kegiatan filantropis atau gerakan kewirausahaan, mendiang Ciputra mewariskan sedikitnya tiga tips sukses.

Yang pertama, semangat pantang menyerah. Tak mudah kalah oleh keadaan.

Jangan dikira, Ciputra sudah kaya-raya sejak lahir. Sejak kecil, pria yang terlahir dengan nama Tjie Tjin Hoan pada 24 Agustus 1931, sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.

Baca juga : Ombudsman: Selain Pendidikan Digital, Pembangunan Gedung Sekolah Juga Penting

Usia 13 tahun, Ciputra yang menghabiskan masa kecil di Parigi, Sulawesi Tengah kehilangan sosok ayah. Bapaknya, Tjie Siem Poe ditangkap oleh pasukan tak dikenal, karena dituduh sebagai mata-mata Belanda/Jepang dan tidak pernah kembali lagi pada tahun 1944.

Ketika remaja, ia bersekolah di SMP dan SMA Frater Don Bosco di Manado. Ada kenangan tak terlupakan semasa SMA. Ciputra terpilih menjadi atlet lari jarak 1.500 meter dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) III di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1953.

Setelah itu, Ciputra kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Arsitektur. Di masa kuliah ini, Ciputra mewariskan tips sukses kedua. Berani mengambil risiko.

Betapa tidak. Pada tingkat empat, ia bersama Budi Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan yang berkantor di sebuah garasi.

Baca juga : Pertamina Terus Intensifkan Upaya Pembersihan Pantai di Blok ONWJ

Memulai bisnis yang lumayan serius di masa kuliah, tentunya bukan hal yang gampang. Perlu mental, strategi, dan soft skill yang memadai. Namun, Ciputra berhasil melaluinya dengan baik.

Setelah meraih gelar insinyur pada tahun 1960, ia pindah ke Jakarta. Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemda DKI. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai usia 65 tahun. Setelah itu, ia jadi penasihat.

Tips sukses ketiga adalah mampu berinovasi dan mampu memanfaatkan peluang. Terbukti, kebebasan berinovasi yang diberikan Jaya Group, mampu membuat Ciputra berkontribusi besar dalam pembangunan proyek Ancol yang megah.

Kemudian bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.

Baca juga : Jika Sukses Pindahkan Ibu Kota, Indonesia Bisa Jadi Teladan bagi Negara Lain

Pada masa itu, Ciputra duduk sebagai direktur utama di Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris. Akhirnya Ciputra mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group, yang berkibar hingga kini.

Ciputra juga merupakan seorang filantropis, yang memiliki kepedulian tinggi di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra.

Sukses sebagai pengusaha, Ciputra sangat bersemangat menularkan semangat wirausaha dan meningkatkan jumlah wirausaha di Tanah Air. Salah satu alasannya, membebaskan Indonesia dari korupsi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.