Dark/Light Mode

Harus Paham Dunia Penerbangan

Siapa Yang Tepat Jadi Dirut Garuda?

Senin, 9 Desember 2019 07:15 WIB
Pesawat Garuda. (Foto: Istimewa)
Pesawat Garuda. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Heboh pencopotan Dirut Garuda Ari Askhara sedikit mereda. Yang masih agak rame misalnya menyoroti soal jam tangan Ari yang harganya ditaksir senilai Rp 8,5 miliar. Jam itu bermerk Richard Mille. Foto Ari saat mengenakan jam tangan mewah itu bertaburan di medsos.

Yang menarik saat ini dan jadi bahan tebak-tebakan adalah siapa calon dirut Garuda yang layak dipilih? Sejumlah saran dan masukan muncul ke Menteri BUMN Erick Thohir. Mereka yang disebut cocok menempati posisi itu antara lain Ignasius Jonan, Susi Pudjiastuti, atau tokoh profesional yang sudah lama mengerti dunia penerbangan.

Setelah kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton terbongkar, kehidupan Ari Askhara dikorek warganet. Tak pelak, gaya hidup Ari jadi bahan gunjingan. Teranyar, yang disorot adalah harta kekayaan Ari dan kegemarannya mengenakan jam tangan mewah.

Selain hobi mengendarai moge, Ari juga pengguna jam tangan mewah. Salah satu jam kepunyaan Ari adalah arloji keluaran Richard Mille tipe tengkorak. Beberapa foto Ari saat mengenakan jam tersebut beredar di linimasa.

Salah satunya diambil dari foto situs resmi Garuda. Situs Watchtime memperkirakan, harga arloji itu menyentuh angka 500 ribu dolar AS atau Rp 7 miliar-Rp 8,5 miliar. Mahal karena dibuat terbatas. Hanya diproduksi 26 unit.

Baca juga : Pagi Ini, Fuad Rizal Diumumkan Jadi Plt Dirut Garuda

Selain itu, publik juga menyoroti siapa calon pengganti Ari Askhara. Mereka menebak-nebak. Sejumlah nama yang masuk radar adalah mantan Menteri ESDM yang juga mantan Dirut PT KAI Ignasius Jonan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Selain itu ada juga dari kalangan internal seperti Dirut Angkasa Pura I (AP I) Faik Fahmi, Dirut AP II Muhammad Awaluddin, dan Dirut Citilink Juliandra Nurtjahjo.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, calon pengganti Ari mesti melalui tes uji kelayakan dan kepatutan. Fit and proper test diselenggarakan Kemenhub setelah pihak Garuda menyodorkan calonnya. Namun, keputusan akhir pemilihan Dirut Garuda menjadi wewenang komisaris dan Kementerian BUMN.

Sampai saat ini, Polana mengatakan pihaknya belum menerima nama calon pengganti Ari. “Kalau pelaksana tugas, kami sudah dapat laporannya,” kata Polana, melalui pesan singkat, kemarin.

Ia pun meminta Garuda segera menunjuk pelaksana tugas sejumlah direksi lain yang turut diberhentikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Sabtu lalu. Pasalnya, aturan mewajibkan adanya orang yang bertanggung jawab dan memegang kendali penuh terhadap maskapai yang berkaitan dengan fungsi operasi, teknik, serta keselamatan dan pelayanan.

Dalam aturan yang dikeluarkan Menteri Perhubungan, jajaran direksi yang wajib ada atau termasuk dalam direktur kunci adalah Direktur Teknik, Direktur Keselamatan, dan Direktur Operasi. “Tiga posisi tersebut tak boleh kosong,” kata Polana.

Baca juga : Kemenhub Siap Terus Bangun Infrastruktur

Pengamat transportasi Agus Pambagio menyarankan, jabatan Direktur Teknik dan Layanan serta Direktur Operasi tidak boleh kosong lama-lama. Kekosongan kedua jabatan itu membuat jaminan keselamatan penerbangan Garuda terganggu. Dia minta Kementerian BUMN segera menunjuk pelaksana tugas. Agus menekankan, keselamatan dan keamanan penerbangan harus dijamin.

Komisaris Utama Garuda, Sahala Lumban Gaol mengatakan, nama pengganti Ari akan diputuskan pada rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada Januari 2020. Keputusan permanen diambil pada saat “RUPSLB yang akan dilaksanakan 45 hari sejak kami menyampaikan surat permintaan ke Otoritas Jasa Keuangan,” ucapnya.

Garuda akan mengajukan surat kepada OJK pada 9 Desember. Ada pun 45 hari penetapan Direktur Utama Garuda terhitung sejak manajemen menyerahkan surat itu.

Siapa calon yang cocok menggantikan Ari? Dan kriteria apa yang dibutuhkan untuk memimpin Garuda?

Pengamat BUMN Said Didu menilai, calon bos Garuda nanti mesti orang yang paham dunia penerbangan. Juga harus lincah. Pasalnya, tak mudah menjalankan perusahaan transportasi udara. Risikonya sangat tinggi. Belum lagi regulasi di dunia penerbangan sangat ketat. Karena itu butuh orang yang lincah untuk menghadapi tantangan tersebut.

Baca juga : PGN-Mitsui Kerja Sama Pengembangan Bisnis dan Infrastruktur Gas Bumi

Di samping itu, maskapai penerbangan merupakan industri yang harus menjaga keseimbangan antara pelayanan dan manajemen keuangan. “Karena itu, harus yang paham sehingga tidak salah mengambil keputusan,” kata Said, kemarin.

Menurut Said, keuntungan jasa angkutan udara itu kecil. Sementara, pengeluarannya tinggi. Belum lagi ditambah risiko yang besar. “Saya enggak bisa sebut nama, tapi saya yakin banyak orang yang mampu,” jelasnya.

Sumber di Garuda menyebut, ada tiga nama calon kuat pengganti Ari. Ketiganya beredar di kalangan internal perusahaan. Ketiga orang itu adalah Faik Fahmi, Juliandra Nurtjahjo, Ignasius Jonan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.