Dark/Light Mode

Tak Undang Pemerintah Ke Munas Alim Ulama

NU Kok Jadi Begini

Senin, 13 Januari 2020 07:23 WIB
Foto: Nahdlatul Ulama
Foto: Nahdlatul Ulama

RM.id  Rakyat Merdeka - Nahdlatul Ulama (NU) terlihat betul-betul mutung ke Pemerintah. Setelah beberapa kali mengkritik soal posisi Menteri Agama, kini ormas Islam terbesar di Indonesia itu memastikan tidak akan melibatkan pemerintah dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU yang akan digelar 18-19 Maret 2020, di PP Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

NU juga tidak akan menggundang Pemerintah. NU kok jadi gini ya?

Kabar ini diungkapkan cucu pendiri NU, KH. Solachul A’am Wahib. Putra mantan Menag KH. Wahib Wahab ini menyebut, informasi ini dia dapat dari rapat perdana panitia Munas dan Konbes di Jakarta.

"Ya, isu itu sekarang beredar di jagat medsos nahdliyin. Katanya kebijakan tersebut merupakan hasil rapat perdana panitia Munas dan Konbes di Jakarta,” ucap pria yang akrab disapa Gus A’am Wahib ini.

Dia beralasan, hal itu dilakukan untuk kemandirian NU. Pihaknya tidak akan menyebar proposal ke pemerintah atau BUMN. Biaya untuk Munas dan Konbes tadi akan dibiayai dengan kencrengan di internal NU.

“Demi kemandirian NU, kita harus dukung. Itu bagus!" kata Gus A’am Wahib.

Baca juga : Pemerintah Gratiskan Tol Dalam Kota 18 Jam

Soal sikap kritis PBNU terhadap pemerintah akhir-akhir ini, Gus A'am menilai, akan ganjil. Dia melihat, berbagai sikap kritis itu seperti upaya menekan pemerintah.

"Saya meminta NU jangan dipakai untuk menekan atau menakut-nakuti pemerintah. Banyak pengurus yang kecewa dengan pemerintah, yang dulu membela, sekarang menyerang. Walhasil semua ditanggapi, dari soal China di Natuna, penanganan banjir Jakarta yang katanya tumpang tindih, kenaikan iuran BPJS yang mencekik sampai masalah Iran lawan Amerika pun disuarakan," ujarnya.

Dia mengakui, sikap ini pernah dijalankan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. PBNU dalam Munas dan Konbes NU 1997 di Lombok, juga tidak mengundang Presiden Soeharto. Namun, dasar penentuan sikapnya berbeda.

"Bedanya, dulu bukan benci karena tidak dapat kursi juga tidak merengek-rengek jabatan," sindirnya.

Ketua Panitia Munas dan Konbes NU, Juri Ardiantoro menjelaskan, pelaksanaan Munas dan Konbes NU nanti akan berlangsung di empat pesantren Al-Anwar, yakni Al-Anwar Pusat, Al-Anwar II, III, dan IV yang berada di kabupaten yang sama. Kegiatan ini akan mengangkat tema “Islam Nusantara, Kemandirian NU untuk Peradaban Dunia”.

Kata kunci Munas dan Konbes NU kali ini, sebut Juri, adalah kemandirian. Kemandirian ini akan dikaitkan dengan tema Muktamar yang akan datang.

Baca juga : BKS Mau Kandangin Bus Yang Nggak Layak Jalan

"NU sudah seharusnya menegaskan kembali sebagai jam'iyah yang punya kekuatan mandiri. Sehingga NU menggerakkan segala perangkatnya menjadi organisasi yang mandiri dan berdaya," ujar Juri, setelah rapat Panitia Munas dan Konbes NU di Gedung PBNU, Jakarta, belum lama ini.

Mengenai kemandirian, NU telah memulai babak baru dengan Koin Muktamar. Untuk hajatan Muktamar ke-34 yang bakal digelar di Lampung pada 22-27 Oktober 2020, pembiayaan secara gotong royong oleh nahdliyin.

Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj telah menginstruksikan kepada seluruh PWNU hingga pengurus ranting untuk melakukan penghimpunan Koin Muktamar.

Berdasarkan catatan per hari Jumat (10/1), Koin Muktamar sudah terkumpul Rp 5 miliar. "Nanti insya Allah masih terus sampai Oktober," kata Kiai Said, saat menghadiri Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Angkatan II PP Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jumat lalu.

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqofah ini menyebut, Koin Muktamar adalah kegiatan gotong-royong nahdliyin baik berupa koin atau uang atau benda seperti hasil bumi, ternak, dan lainnya. Semua berdasarkan kemampuan warga NU. Tujuannya, supaya tak bergantung kepada siapapun terkait semua kebutuhan muktamar.

"Cabang NU Mesuji sudah siap 10 ton beras, 1.000 ayam. Belum lagi dari Lampung yang lain, ada yang menyiapkan sapi dan sebagainya. Kita collect dari sana-sini, tidak akan membebani siapa pun. Mari kita sukseskan Muktamar NU ke-34 dengan ikut berpartisipasi melalui gerakan Koin Muktamar agar kita mendapatkan berkah dari Allah dan mendapatkan rahmat-Nya fid dunia wal akhirat. Koin Muktamar dari NU, oleh NU, untuk NU," tandas Kiai Said.

Baca juga : Pemerintah Kenapa Pilih Pengacara Brussels

Dari pihak pemerintah, Staf Khusus Presiden Jokowi, Aminuddin Ma'ruf, tak yakin dengan kabar PBNU tak akan melibatkan dan mengundang pemerintah.

"Yang sebut siapa? Apa dari PBNU atau panitia pelaksana Munas Konbes NU ada pernyataan demikian? (Gus A'am) beliau atas nama apa bicaranya?" ujar Aminuddin kepada Rakyat Merdeka via aplikasi whatsapp.

Saat ditanya apakah sepengetahuannya Presiden Jokowi diundang dalam acara ini, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini tak mau menjawab. "Coba saja tanya ke PBNU atau ke panitia?" jawabnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.