Dark/Light Mode

Mau Demo Di Saat Begini

Buruh Jangan Ngeyel Ah...

Kamis, 23 April 2020 05:46 WIB
Para buruh yang tampak berdemo di depan gedung DPR, Rabu (20/2) lalu. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)
Para buruh yang tampak berdemo di depan gedung DPR, Rabu (20/2) lalu. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana buruh menggelar aksi demonstrasi di tengah pandemi corona jadi gunjingan warganet. Mayoritas warganet meminta buruh menahan diri. Jangan ngeyel. Soalnya, khawatir penularan virus corona semakin massif.

Rencana buruh menggelar aksi besar-besaran ini sudah terdengar sejak akhir pekan kemarin. Rencananya, sejumlah serikat buruh akan menggelar aksi 30 April 2020 atau menjelang peringatan Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada 1 Mei. Aksi ini akan dipusatkan di depan Gedung DPR.

Aksi ini rencananya diikuti 50 ribu buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan beberapa serikat buruh lainnya. Mereka gabungan dari tiga provinsi sekaligus: Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

Ada tiga tuntutan yang disuarakan kalangan buruh. Pertama, menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Kedua, setop PHK di tengah pandemi corona. Ketiga, minta diliburkan dengan tetap mendapatkan upah dan THR penuh.

Baca juga : Mau Dulang Emas Di Kala Krisis, Begini Caranya…

Menanggapi rencana tersebut, Kepolisian langsung bersikap. Polri menyatakan tidak akan mengeluarkan izin. Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Asep Adi Saputra, mengatakan, pelarangan aksi tersebut berdasar Maklumat Kapolri tentang Kepatuhan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Covid-19. "Dengan tegas pihak Kepolisian menyampaikan, tidak akan mengeluarkan surat izin aksi unjuk rasa atau demonstrasi itu," tegas Asep.

Namun, kalangan buruh masih ngotot. Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S Cahyono, menegaskan, pihaknya akan tetap menggelar aksi meski dilarang. Kahar mengatakan, aksi ini sekaligus bentuk protes terhadap pemerintah dan aparat Kepolisian yang membiarkan sejumlah perusahaan tetap beroperasi. Akibatnya, para pekerja tetap wajib bekerja padahal PSBB sudah diterapkan. "Kami mau bilang sebenarnya, kalau memang aksi dilarang, harusnya juga larang juga perusahaan-perusahaan yang sampai saat ini masih mempekerjakan buruhnya," kata Kahar, kemarin.

Kahar menyatakan, buruh bukannya tidak memerhatikan bahaya penyebaran corona. Melalui aksi itu, buruh justru berusaha terhindar dari corona. "Karena sampai saat ini pun kami masih tetap bekerja, masih datang ke pabrik," ungkapnya. Dia juga beralasan, aksi itu penting untuk menyadarkan pejabat untuk segera membatalkan rencana Omnibus Law atau setidaknya ditunda hingga masa pandemi selesai.

Ihwal kekhawatiran diabaikannya social distancing, Kahar menyebut sudah mempersiapkan teknisnya di lapangan. Seperti menyiapkan masker serta hand sanitizer.

Baca juga : Hamilton Diyakini Bisa Menang 9 Seri

Warganet terbelah menyikapi rencana aksi tersebut. Ada yang menyayangkan, meski tak sedikit yang mendukung. Mereka yang menolak umumnya khawatir aksi tersebut jadi tempat penyebaran virus corona. Seperti diungkapkan akun @jamesbronx10. "Sekarang saya tanya trus kalau terpapar virua corona yang tanggungjawab siapa?" kicaunya.

Hal senada disampaikan akun @myozhyme. Kata dia, aturan PSBB sudah jelas. Tinggal sikap yang berwenang tegas atau tidak memberlakukan aturan tersebut. "Aparat juga wajib bertindak, jangan melempem, sebelum jatuh korban," cuitnya sambil menyisipkan tagar #TolakSegalaAksiMassa.

Akun @exel80 minta buruh jangan ngeyel. "Kalau masih ngeyel, tangkap & penjarakan, karena jelas dasar hukumnya membangkang Maklumat Kapolri," ujarnya. Sedangkan yang mendukung aksi tersebut salah satunya akun @affi_mj. Dia mendukung karena saat ini banyak buruh yang tetap wajib bekerja. "Tapi tidak ada yang protes saat seperti ini buruh masih tetap harus bekerja," ucapnya.

Akun @YSatriadi menyebut, aksi tersebut penting untuk meyakinkan pemerintah bahwa di saat seperti ini, yang perlu diutamakan adalah keselamatan rakyat. "Jadi, setop bahas UU Omnibus Law itu. Bukan prioritas dlm kondisi bencana nasional seperti ini," kicaunya.

Baca juga : Sektor Wisata Sepi, Bali Saat Ini Semarak dengan Panen Padi

Ada juga warganet yang sudah males debat mengenai rencana aksi ini. "Biarin aja lah Pak. Mereka mau demo, demo saja. Nanti juga capek sendiri. Tertular rasakan sendiri," ujar @Neetasari. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.