Dark/Light Mode

YLKI dan Greenpeace Sesalkan Peluncuran Produk Air Minum Dalam Kemasan Galon Sekali Pakai

Minggu, 10 Mei 2020 11:15 WIB
Ilustrasi demo menolak sampah plastik (Foto: Indra Hardi Saputra)
Ilustrasi demo menolak sampah plastik (Foto: Indra Hardi Saputra)

 Sebelumnya 
Senada, Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi menegaskan, produk AMDK galon sekali pakai itu jelas akan menjadi masalah baru. Mengingat dampak pada lingkungan yang selama ini ditimbulkan.

Selain itu, juga tidak sejalan dengan target pemerintah mengurangi sampah di laut sebesar 70 persen di tahun 2025.

“Produksi plastik sekali pakai yang begitu masif, tanpa adanya tanggung jawab perusahaan, justru akan mempersulit capaian target itu,” ujar Atha mewanti-wanti.

Baca juga : Kadin Luncurkan Program Ayo Saling Peduli

Merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) mengenai peta jalan pengurangan sampah oleh produsen yang dikeluarkan pada akhir tahun lalu, sektor industri mestinya mulai berbenah. Menyusun rencana strategis dalam mengurangi timbulan sampah mereka.

"Bukan malah meningkatkan produksi kemasan produk sekali pakai. Selama dalam kemasan sekali pakai, masalah kita tentu akan semakin besar. Ini juga menjadi bukti belum adanya keseriusan pemerintah dalam menyasar hulu dari permasalahan plastik sekali pakai di Indonesia," papar Atha.

"Seharusnya, bisnis dengan model refill dan reuse harus mulai banyak diujicobakan dan diperbesar skalanya, dibandingkan mengeluarkan produk sekali pakai yang baru,” imbuhnya.

Baca juga : Baznas Salurkan Bantuan Kepada Muslim Dan Non Muslim

Menurutnya, konsumen di Indonesia telah mengenal AMDK galon yang bisa diisi ulang selama lebih dari 35 tahun, dan telah terjamin keamanannya karena mendapatkan izin BPOM.

Kemasan galon model yang bisa digunakan kembali telah digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia baik di rumah, kantor, restoran bahkan di fasilitas kesehatan.

Model galon yang selama ini dikenal lebih ramah lingkungan, karena setelah dikonsumsi konsumen akan diambil kembali oleh produsen, dibawa ke pabrik untuk dibersihkan, dan diisi kembali dengan air minum baru yang bersih dan higienis.

Baca juga : Prudential Luncurin Produk Proteksi Kecelakaan Dan Covid-19

“Jadi, kalau kehadiran air minum kemasan galon sekali pakai ini kita biarkan, masalah plastik dalam negeri akan makin berada di tahap yang lebih kritis. Target pengurangan pemakaian sampah plastik sekali pakai ini akan sulit tercapai,” tutup Atha. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.