Dark/Light Mode

Ada Ego Sektoral, Laboratorium-Laboratorium Belum Kerja Maksimal

Senin, 11 Mei 2020 22:37 WIB
Doni Monardo (Foto: Istimewa)
Doni Monardo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu kendala dalam upaya penanganan wabah Covid-19 adalah belum terintegrasinya laboratorium-laboratorium di Tanah Air. Sudah puluhan laboratorium penanganan Covid-19 yang bekerja. Meski demikian, belum seluruhnya laboratorium beroperasi secara penuh karena belum terintegrasi. Ada ego sektoral di sana. 

"Perlu saya jelaskan, laboratorium ini terdiri dari beberapa instansi. Ada BPOM, ada Kementerian Pertanian, perguruan tinggi, dan BUMN, serta Balitbangkes Kemenkes," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai rapat bersama Presiden Jokowi melalui video conference, Senin (11/5).

"Seluruh instansi yang memiliki laboratorium belum terintegrasi dan selama ini seluruh laboratorium hanya melapor kepada instansi vertikalnya," imbuh Kepala BNPB itu. 

Baca juga : Ada 89 Laboratorium Rumah Sakit Aktif Periksa Covid-19

Hal itu, menurut Doni, menjadi tantangan bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Soalnya, keakuratan data memegang peranan penting agar upaya penanganan Covid-19 bisa lebih optimal.

Dia pun mengajak seluruh kepala laboratorium memprioritaskan pelaporan kepada gugus tugas. Ke depan, diharapkan laporan dari laboratorium kepada gugus tugas bisa paralel. "Di sinilah tantangan kami untuk ajak seluruh kepala lab bisa memprioritaskan pelaporan kepada Gugus Tugas secara paralel. Tetap laporkan kepada instansi vertikal dan bisa dilaporkan kepada gugus tugas, sehingga data harian yang kami sampaikan lebih akurat," tegas Doni. 

Dia mengingatkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan Gugus Tugas, Kemenkes, dan laboratorium yang ditunjuk agar mampu memeriksa 10 ribu spesimen Covid-19 setiap hari.

Baca juga : Ada Corona, Damri Beroperasi Normal

Laporan yang diterima Gugus Tugas pada 8 Mei, jumlah spesimen yang diperiksa seluruh laboratorium telah mencapai 9.630. Namun, ini hanya berlangsung sehari. "Hari berikutnya kembali mengalami penurunan ke angka 7.100 dan 7.300," keluhnya. 

Presiden pun memerintahkan agar SDM laboratorium ditingkatkan. Gugus Tugas kemudian meminta lab-lab yang ditunjuk tersebut dapat merekrut personel-personel baru. Gugus Tugas mendapat bantuan SDM dari TNI/Polri yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dan laboratorium.

Gugus Tugas juga berupaya untuk bisa memberikan insentif kepada pekerja laboratorium agar mereka bisa bekerja lebih optimal lagi. Bila selama ini rotasi kerja hanya sekali atau maksimal dua kali, dengan penambahan SDM diharapkan dapat meningkat.

Baca juga : Pasien Terduga Virus Korona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Belum Bisa Dipastikan

“Bahkan kalau sumber daya manusianya sudah memadai dan jumlahnya mencukupi bisa mencapai tiga kali sehingga bisa bekerja 24 jam. Artinya dibagi paling tidak 3 shift,” ucap Doni. 

Doni mengingatkan, saat ini Indonesia berkejaran dengan waktu dalam menanggulangi pandemi ini. Masih ada 280 ribu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang perlu diperiksa spesimennya secara optimal. Karena itu, keberadaan petugas laboratorium menjadi sangat penting.

Doni menuturkan, berdasarkan laporan terkini, 60 laboratorium yang ditugasi memeriksa spesimen Covid-19 ini telah beroperasi, baik skala kecil sampai berkapasitas besar. Nantinya ada 55 laboratorium lagi yang akan beroperasi. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.