Dark/Light Mode

Urus Gula Dan Bawang

Mendag-Mentan Tak Memuaskan

Kamis, 14 Mei 2020 06:52 WIB
Urus Gula Dan Bawang Mendag-Mentan Tak Memuaskan

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo masih kurang memuaskan dalam mengurus tata niaga gula dan bawang merah. Harga kedua komoditi itu masih melambung tinggi.

Presiden Jokowi pun sampai kesal. Harga gula pasir mulai merangkak naik sejak awal tahun. Mendekati puasa, harga si manis makin meroket dan langka.

Di sejumlah pasar tradisional, gula pasir dijual di kisaran Rp 20.000 per kilogram (kg). Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp12.500 per kg. Belakangan, harga barang merah pun ikutan terbang.

Di sejumlah pasar, harga komoditas ini dibanderol Rp 55 ribu per kg. Sementara HET dipatok Rp 32 ribu per kg.

Presiden Jokowi ikutan menyoroti kenaikan harga dua komoditi tersebut. Dalam rapat terbatas terkait pembahasan antisipasi kebutuhan bahan pokok yang digelar secara virtual kemarin, dia meminta, jajarannya untuk menjelaskan alasan harga kedua komoditi tersebut tidak kunjung turun.

“Saya lihat yang berkaitan dengan ketersediaan dan stabilitas harga ada dua yang ingin saya soroti, yaitu bawang merah yang harga nasionalnya rata-rata masih jauh dari harga acuan dan kedua gula yang tak turun-turun,” kata Jokowi.

Padahal berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang April, bahan pangan mengalami deflasi 0,13 persen. Jokowi menganggap hal tersebut indikasi penurunan permintaan pangan yang berarti daya masyarakat turun.

Baca juga : Airlangga: Harga Gula, Bawang Putih, Dan Bawang Merah Masih Tinggi

“Saya minta dicek di lapangan, dikontrol sehingga bisa terkendali masyarakat bisa menaikkan daya belinya,” tegasnya.

Eks Gubernur Jakarta ini meminta Satgas Pangan dan kepolisian bekerja sama untuk memastikan kelancaran rantai pasokan. Menurutnya, distribusi harus dipastikan sesuai dengan pergerakan kebutuhan masyarakat.

Dia mengingatkan jangan sampai ada praktik-praktik yang tidak sehat, apalagi di tengah masa pandemi, karena akan merugikan petani dan juga masyarakat secara luas.

Jokowi juga sempat ‘menyentil’ Menteri Perdagangan Agus Suparmanto soal harga bahan pokok yang masih tinggi.

Menurutnya, aturan-aturan yang ada tidak relevan untuk menjawab tantangan ekonomi saat ini. Berbagai cara sudah dilakukan Mendag Agus Suparmanto dan Mentan Syahrul Yasin Limpo untuk menstabilkan harga gula.

Mentan misalnya, telah meminta agar pabrikan gula rafinasi juga ikut memproduksi gula pasir putih yang bisa dikonsumsi masyarakat. Tujuannya untuk menjaga pasokan.

Sebanyak 250 ribu ton gula pasir putih juga telah digelontorkan ke pasaran.

Baca juga : Di Triwulan I, PDB Pertanian Mengalami Kenaikan

Mentan juga menggelar operasi pasar (OP). Sementara Mendag awal April lalu sudah mengimpor gula mentah. Impor tersebut harapannya bisa menstabilkan harga gula.

Sebagian gula mentah impor tersebut saat ini tengah diolah PT Industri Gula Nusantara (IGN) untuk menjadi gula konsumsi.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga gula sudah berlangsung sejak awal 2020. Hanya saja pemerintah tak segera memberikan strategi untuk menurunkannya.

Kasus ini mengingatkan dia pada komoditas lain yang juga ikut terkerek, misalnya di awal tahun cabe merah, bawang merah, bawang putih, bawang bombai.

Semua komoditas tersebut mengalami kondisi serupa seperti kasus gula saat ini.

Dia mengaku, sudah memperingatkan soal ini. Hanya saja saran dari pedagang tidak didengar.

“Kita jadi punya kesan Kementerian Perdagangan amatir untuk kelola manajemen pangan. Kerjanya tak memuaskan,” kata Mansuri, kemarin.

Baca juga : Bulan Ini, Petani Bawang Merah Siap-siap Panen Raya

Biasanya, ungkap dia, ada rapat koordinasi untuk pengendalian harga pangan yang digelar tiga bulan sekali. Namun, kata Mansuri, sejak Oktober 2019 pihak pedagang tidak pernah dipanggil lagi untuk diajak koordinasi.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, situasi ini jadi bukti ada yang salah dalam tata niaga di komoditas gula. Kinerja Mentan dan Mendag belum memuaskan.

Menurut dia, kenaikan harga komoditi saat ini merupakan fenomena yang anomali. Di satu sisi daya beli sedang turun, stok ada, kemudian harga internasional juga turun.

“Harusnya gula lebih murah. Jadi ini ada yang salah dalam tata niaga,” kata Bhima, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.