Dark/Light Mode

Jangan Dikotomikan Perlu Tidaknya Peran TNI Polri dalam Penerapan New Normal

Rabu, 27 Mei 2020 22:26 WIB
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Foto: Istimewa)
Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati setuju dengan langkah pemerintah menerjunkan 340 ribu personil TNI Polri untuk mengamankan 1.800 titik dalam mempersiapkan pelaksanaan new normal. Menurut Nuning, sapaan Susaningtyas, hal ini tentu sangat dibutuhkan dalam mengawal prosedur tatanan hidup normal baru yang akan diterapkan dalam masyarakat.

“Kita hendaknya tidak mendikotomikan perlu tidaknya peran TNI Polri dalam penerapan new normal. Ketertiban masyarakat adalah kunci keberhasilan penanganan Covid-19. Sebagaimana kita ketahui, warga masyarakat masih banyak yang tidak paham protokol kesehatan yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan, bahkan ada juga yang sudah paham tapi malas dan tidak disiplin melaksanakannya. Hal inilah menjadi sebuah keniscayaan TNI Polri dilibatkan untuk menjaga ketertiban umum dan kedisiplinan mandiri anggota masyarakat,” ucap Nuning, Rabu (27/5).

Baca juga : Pemerintah Pusat dan Pemda Harus Persiapkan Matang Pelaksanaan New Normal

Keterlibatan TNI Polri, tambahnya, tentu saja diharapkan juga mengikuti 3 aspek yang dinilai pada indikator kesehatan masyarakat dari Gugus Tugas Covid-19. Yakni gambaran epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Wabah Covid-19 merupakan ancaman nirmiliter. Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter.

“Ketiganya kini dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah merubah perspektif ancaman di masa mendatang. Apa yang dilakukan TNI ini sebagai salah satu wujud OMSP (operasi militer selain perang) adalah penanggulangan bencana. Keterlibatan TNI dalam konteks wabah Covid-19 masuk dalam kategori penanggulangan bencana,” jelas peraih gelar dokter bidang intelijen ini.

Baca juga : Perlu Kajian Komprehensif Untuk The New Normal

Nuning menerangkan, senjata biologi dan pertahanan negara anti senjata biologi merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI. “Pada masa depan, ancaman Nubika (nuklir, biologi, kimia) harus masuk dalam kewaspadaan kita. Para Prajurit TNI kini dituntut memiliki kemampuan tempur konvensional dan kemampuan tempur kontemporer,” terangnya.

Soal Polri, Nuning menekankan, kehadirannya penting untuk penegakan hukum di tengah mayarakat. “Polri dibutuhkan dalam penegakkan hukum serta pengawasan aturan pemerintah di lapangan,” ujarnya.

Baca juga : BIN Punya Peran Signifikan dalam Perang Melawan Covid-19

TNI Polri, tambah Nuning, juga diharapkan dapat bersinergi memberikan informasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Termasuk juga kepedulian dalam membagikan baksos. “Baksos TNI Polri yang membagikan makanan siap santap atau sembako sangat bermanfaat. Contohnya Baksos Universitas Pertahanan Peduli, Baksos beberapa Polda, Polres, Kodam, Koarmada, dan lain-lain,” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.