Dark/Light Mode

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat

Perlu Kajian Komprehensif Untuk The New Normal

Rabu, 27 Mei 2020 16:08 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta pemerintah menggunakan hasil kajian ilmiah, sebagai dasar untuk melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju penerapan kenormalan baru di masa wabah Covid-19.

Pemerintah juga diminta melakukan evaluasi terhadap kesiapan pelaksanaan protokol kesehatan secara umum, sebelum mengambil kebijakan tersebut.

"Dasar kajian secara ilmiah, sangat dibutuhkan sebagai acuan pelonggaran kebijakan PSBB. Selain itu, kesiapan pelaksanaan protokol kesehatan secara luas, juga harus dipastikan sebelum penerapan kenormalan baru di sejumlah wilayah," tegas Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Selasa (26/5).

Baca juga : Personel TNI Dan Polri Bakal Awasi Mall Di Masa New Normal

Pada Senin (25/5), beredar Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Surat Menteri Kesehatan bertanggal 20 Mei 2020 tersebut memberikan panduan bekerja di kantor dan industri untuk mencegah penularan virus korona pada situasi kenormalan baru di masa pandemi Covid-19.

Menanggapi itu, Legislator Partai NasDem itu berpendapat saat ini yang diperlukan dalam upaya pengendalian Covid-19 di tanah air bukan sekadar jumlah aturan yang dibuat. Terpenting, bagaimana aturan itu dapat diterapkan dan efektif.

Baca juga : Angkasa Pura II Siapkan Digitalisasi Pemeriksaan Dokumen untuk Antisipasi Skenario New Normal

"Tanpa dasar kajian ilmiah yang memadai, pelonggaran PSBB berpotensi menimbulkan ledakan penularan baru yang berimplikasi pada biaya ekonomi lebih besar lagi,” ujar Rerie, sapaan akrab Lestari.

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah berhati-hati dan memperhitungkan semua faktor dalam mengambil kebijakan.

Rerie mencontohkan, dalam menghadapi pandemi korona, sejumlah negara menjadikan R sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan kepublikan untuk menetapkan lockdown, maupun kemudian untuk melonggarkannya, bahkan mencabutnya.

Baca juga : Ketua MPR Minta Pemerintah Konsisten Soal PSBB

R adalah huruf yang melambangkan angka reproduksi, kemampuan suatu penyakit menyebar. Dalam hal ini, angka reproduksi harus berhasil ditekan sampai konsisten di bawah 1.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.