Dark/Light Mode

Soal Puisi “Doa Yang Ditukar”

Tumben, Fadli Zon Mau Minta Maaf...

Senin, 18 Februari 2019 11:45 WIB
Penjelasan Tertulis Fadli Zon Untuk Puisi “Doa yang Ditukar”. (Foto : IG @fadlizon).
Penjelasan Tertulis Fadli Zon Untuk Puisi “Doa yang Ditukar”. (Foto : IG @fadlizon).

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon biasanya cuek bebek, tahan banting jika ada pihak yang mempermasalahkan pernyataan ataupun puisi yang sering dibuatnya. Tapi, dalam kasus puisi ‘Doa Yang Ditukar’, Fadli agak lain.

Setelah muncul desakan dari berbagai pihak agar dirinya meminta maaf ke KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, akan segera menemui Mbah Moen.

“Dalam waktu dekat Insya Allah saya akan bersilaturahim ke KH Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya - sekali lagi- tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik, saya ingin meminta maaf karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab,” ungkap Fadli melalui keterangan tertulisnya, kemarin.

Fadli berharap tidak ada lagi fitnah yang sengaja digoreng oleh pihak-pihak yang menginginkan situasi menjadi panas. Nah, untuk menghindari agar fitnah tersebut tak dianggap sebagai kenyataan, Fadli menyampaikan klarifikasi tertulisnya.

“Saya sangat menghormati Mbah Moen baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali saya bertemu dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah,” kata Fadli.

Baca juga : Soal Data Pangan, DPR Minta Pemerintah Kompak

Fadli menyebur Mbah Moen sebagai guru sekaligus ulama yang dihormati. Saking hormatnya, Fadli tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. “Inilah yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita dibegal dan dipermalukan semacam itu,” tegasnya.

Fadli kemudian memberikan penjelasan beberapa kata dalam puisinya yang kontroversial itu.

Secara bahasa, terang Fadli, puisi yang ditulisnya tidaklah rumit. Bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti dalam puisi tersebut, yaitu “kau”, “kami” dan “-Mu”. Tak perlu punya keterampilan bahasa yang tinggi untuk mengetahui siapa “kau”, “kami” dan “-Mu” di situ. Apalagi, dalam bait ketiga, Fadli memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud dalam puisi tersebut.

Fadli melanjutkan, pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada Mbah Moen, jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah. Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga Mbah Moen. “Kami dipaksa seolah-olah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa,” sambung Fadli.

Sikap Fadli yang akhirnya akan meminta maaf heboh di dunia maya. Biasa, ada yang bela, ada yang nyerang.

Baca juga : Fadli Merasa Benar, Fadli Tak Minta Maaf

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), FAHRI HAMZAH @Fahrihamzah salah satu pihak yang mempermasalahkan permintaan maaf Fadli Zon. Menurut Fahri, yang seharusnya minta maaf adalah yang meralat dan mempolitisir doa Mbah Moen. “Kyai sepuh mbok ya jangan diseret dalam politik. Apalagi dengan cara yang kasar seperti kemarin. Cukup minta restu dan doa, kalau dia salah gak usah diralat.. Allah maha Tahu,” ucap Fahri mendukung Fadli.

SUARA HATI @suarahatimuslim menimpali pernyataan Fahri. “Betul Bang, yang minta revisi doa harusnya yang minta maaf sama Mbah Moen dan umat,” timpalnya. 

Achmad sardjani @mitra_adv salah satu warganet yang mengaku aneh dengan berbagai demo dan desakan agar Fadli Zon meminta maaf kepada Mbah Moen. Kata dia, yang menghina Mbah Moen itu yang merevisi doa.

“Iya bro. Saya sebagai orang awam saja bingung... Lho kok Fadli Zon yang dikejar suruh minta maaf.... Sedangkan isi puisinya jelas itu mengarah ke bro Rommy,” katanya, membela.

Senada, Dhavi H @dhav222 menegaskan, Fadli tidak perlu meminta maaf kepada Mbah Moen karena dengan puisi itu memperlihatkan jika Mbah Moen yang dipermainkan oleh pihak mereka.

Baca juga : NU Terluka

“Jadi siapa yang menghina? Doa yang sudah terucap koq disuruh ganti, tapi minta maaf itu tindakan yang terpuji karena kata-katanya nusuk banget walau true.”

Apapun yang dilakukan oleh Fadli Zon, menurut GAT OT OKTO @gatotanty sebagai sikap ksatria dari seorang politisi. “Salut saya sama jiwa besar pak @fadlizon... Sehat terus pak dan tetap istiqomah,” dukungnya.

Lebih dalam, UI cabang Cibitung. @ Anto18167604 mempertanyakan sikap para pendemo yang mengkritik Fadli Zon habis-habisan tetapi diam ketika agama dinistakan.

“Orang orang yang dungu yang menggoreng puisinya Bapak Fadli Zon. Tuh puisi Sukmawati kalian pada kemana..? Punya mata jangan merem sebelah. Santri kan harus lebih terdidik secara agamis, ahlak yang baik bukan ikut-ikutan pengarahan yang gak bener. Salam waras,” singgung dia sambil menuliskan #InstallFadlizon. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.