Dark/Light Mode

Malam Ini Debat Capres

Jangan Timpuk TV Anda Kalau Acaranya Hambar

Kamis, 17 Januari 2019 05:38 WIB
Paslon 01 Jokowi-Maruf (kanan) dan Paslon 02 Prabowo-Sandi (kiri) bersama Ketua KPU Arief Budiman (tengah) dalam acara pengambilan nomor urut di Kantor KPU Jakarta, 21 September 2018. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/Rakyat Merdeka)
Paslon 01 Jokowi-Maruf (kanan) dan Paslon 02 Prabowo-Sandi (kiri) bersama Ketua KPU Arief Budiman (tengah) dalam acara pengambilan nomor urut di Kantor KPU Jakarta, 21 September 2018. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Debat capres babak pertama yang digelar nanti malam, diprediksi hambar. Selain pertanyaannya sudah dibocorkan KPU, Jokowi dan Prabowo sudah berikrar tidak akan saling menyerang. Juga tidak akan saling menjatuhkan.

Debat capres yang ditunggu-tunggu itu akhirnya akan tayang juga. Laga akan digelar Kamis (17/1) pukul 8 malam di Hotel Bidakara, Jakarta dan disiarkan langsung sejumlah stasiun televisi. Tema debat ronde pertama ini soal hukum, HAM, korupsi dan terorisme.

KPU tampak sibuk menyiapkan laga ini. Sejumlah aturan diberlakukan agar laga berlangsung aman dan tertib. Misalnya, membatasi suporter yang masuk. Dua kubu hanya dibolehkan membawa 100 suporter. Itu pun dilarang membawa atribut.

KPU sendiri yang menyiapkan atribut untuk dua kubu. Agar tak bentrok, tempat duduk suporter dipisah. Polisi menurunkan 20 ribu personel untuk mengamankan laga ini. Dua kubu capres juga tak kalah sibuk. Jokowi-Ma'ruf secara khusus menggelar latihan debat di Djakarta Theatre, Rabu (16/1) malam.

Sebelum menggelar simulasi,Jokowi mengadakan pertemuan dengan Erick dan seluruh ketua umum partai pendukungnya di Menteng. Prabowo-Sandi pun menggelar simulasi debat di Hambalang, Bogor. Publik berharap mendapat tontonan yang bermutu dalam debat ini. Melihat kedua kandidat bertarung habis-habisan di atas panggung. Mengeluarkan segenap kemampuan.

Harapan itu antara lain disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Menurut dia, tema debat perdana ini momen penting bagi dua capres mengeluarkan gagasannya soal konsep dasar negara hukum, demokrasi, pemberantasan korupsi, terorisme dan lain sebagainya. Karena itu, ia berharap Jokowi dan Prabowo mengeluarkan segenap kemampuannya. Menguji gagasan lawan tandingnya tanpa basa-basi.

Baca juga : MOCHAMMAD AFIFUDDIN : Ada Sanksi Pidana Kalau Laporan Dananya Tidak Benar

"Tak perlu sungkan-sungkan menyerang. Jangan sampai debat nanti seperti cerdas cermat. Harus seperti pencak silat. Mukul tapi tidak sampai melukai. Istilahnya tos-tosan. Habis-habisan. Polpolan," kata Fahri, di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (16/1).

Dia pun berharap, kedua capres menggunakan panggung debat untuk mengklarifikasi segala tuduhan yang selama ini ada di benak publik. Misalnya, tuduhan kepada Prabowo sebagai ultranasionalis, pelanggaran HAM, dan lain-lain.

Namun harapan Fahri dan masyarakat, sepertinya tak akan kesampaian. Pasalnya, kedua kubu mengungkapkan tak akan menggunakan strategi menyerang. Dua duanya memilih tampil defensif alias bertahan.

Cawapres Sandiaga Uno mengungkap alasannya. Salah satunya, karena Prabowo Cs ingin perdebatan dilakukan dengan saling menghormati dan santun seperti dalam adat Timur. Kata Sandi, Badan Pemenangan Nasional (BPN) sudah memberikan daftar pertanyaan untuk menyerang Jokowi-Ma'ruf. Hanya saja, usulan itu ditolak Prabowo.

"Kami tidak akan mengorek-ngorek.Itu bukan style Prabowo-Sandi," kata Sandi, Rabu (16/1). "Kami akan sangat menghormati Pak Presiden dan memuliakan Pak Kiai," imbuhnya.

Menurut Sandi, fokus debat adalah perbandingan antara Jokowi yang telah memegang kepemimpinan tertinggi selama hampir lima tahun terakhir, dengan problem nyata yang dialami masyarakat saat ini. Dan juga pemikiran, seandainya lima tahun lagi ke depan akan bagaimana. "Kalau kami, jelas apa yang akan kami lakukan. Nah, kami fokus disitu," ujarnya.

Baca juga : Golkar Pede Kuasai Aceh

Kubu Jokowi-Ma'ruf pun menyampaikan hal serupa. Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto mengatakan, kubunya bakal menghindari debat yang ofensif. Kata dia, Jokowi-Ma'ruf akan fokus pada hal yang substansial. Hasto bilang, Jokowi itu bukan tipe pemimpin yang suka menyerang. Apalagi Kiai Maruf.

"Debat itu bukan sekadar perang retorika. Debat justru mencerminkan kemurnian jiwa dari pemimpin itu dan karakter dasar dari pemimpin," kata Hasto, di Markas Pemenangan, Jakarta, Rabu (16/1).

Hasto yakin, capres-cawapres jagoannya bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan panelis dan pihak lawan. Bahkan, menurut Hasto, Ma'ruf bisa memaparkan jawaban dengan analogi tingkat tinggi. Hasto memastikan persiapan debat sudah berjalan dengan baik.

Sementara Wakil Ketua TKN sekaligus koordinator debat Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyampaikan hal berbeda. Dia mengatakan, kubunya sudah menyiapkan pertanyaan yang menyerang. Antara lain soal isu penculikan aktivis tahun 98 dan kasus korupsi PT Duta Graha Indah. Sandi pernah menjabat sebagai komisaris Duta Graha Indah.

Apakah debat akan berlangsung menarik? Tentu patut ditunggu. Namun sebagian warga menilai perdebatan akan monoton. Ada beberapa alasan. Di antaranya, dua kubu sudah mendapat bocoran pertanyaan yang akan diajukan para panelis. Selain itu, KPU mengimbau dua kubu tak mengajukan pertanyaan soal kasus. Terakhir, seperti ditulis di atas, dua kubu mengungkapkan tak akan memainkan strategi menyerang.

Karena itu, akun J Herry mengusulkan kalau acara debat diganti dengan lomba tarik tambang antar capres- cawapres. "Nggak usah visi misi, nggak perlu repot bikin pertanyaan yang dibocorkan duluan.Lebih seru, dan hemat biaya lagi," cuitnya.

Baca juga : Jokowi Minta Dana Desa Jangan Diputar Ke Jakarta

Akun lain juga memprediksi perdebatan akan terasa hambar. "Karena itu siap-siap saja untuk kecewa. Dan kalau kecewa tak perlu sampai menimpuk tivi.Debat model lama sangat monoton serta formalistik, juga dimensi show-off pendukung (kandidat) sangat kuat," cuit @dsmaros.

Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, kalau dua kandidat tak mengangkat kasus, maka perdebatan akan bersifat seremonial saja.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, ada 4 alasan yang menjadikan ajang debat ini sangat krusial. Pertama, debat jadi panggung untuk memaparkan visi-misi dan program kerja kandidat. Kedua, debat hanya efektif bagi swing voter yang belum menentukan pilihan.

Ketiga, gagasan dan diskursus yang dinarasikan, mesti berjangka panjang untuk kepentingan indonesia.Terakhir, di antara tiga isu, HAM akan menjadi isu yang paling banyak dinanti publik. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.