Dark/Light Mode

Pratama Persadha

Di Sini, `Surganya` Pembobolan Data

Rabu, 15 Juli 2020 08:10 WIB
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan secara virtual oleh Rakyat Merdeka, Selasa (14/7). (Foto: Istimewa)
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan secara virtual oleh Rakyat Merdeka, Selasa (14/7). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Menurut Pratama, ketika terjadi kebocoran data, maka yang pertama kali harus disalahkan yakni pemilik layanan. Padahal, karena lemahnya sis tem perlindungan, bikin database gampang dicuri.

Catatan Pratama, ada banyak yang bermain di wilayah cyber. Tentu yang utama adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain yang dua ini, ada juga institusi yang memilki kepentingan. Sebut saja Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Per-tahanan, dan TNI.

Baca juga : Cerita Pemain Muda Persija Jalani Swab Test Saat Pemusatan Latihan

Masalahnya, belum terlihat koordinasi yang baik. Di institusi yang sejajar saja, kata-katanya mudah diucapkan, tapi susah dilakukan. “Contohnya BSSN, mau menggoalkan keamanan ketahanan cyber. Ternyata pem buatannya itu kurang koordinasi dengan institusi terkait, akhirnya banyak dikomplain, dan gagal. Padahal tinggal dibicarakan baik-baik kan bisa,” sindirnya.

Eks Ketua Tim Pengamanan IT Presiden ini menganggap, pengelolaan wilayah cyber di Indonesia masih terkotak-kotak.

Baca juga : DPR Bakal Fasilitasi Petani Tembakau Dialog Cukai Dengan Pemerintah

Pratama juga tidak tahu, teknologi apa yang digunakan Kemenhan, dan BSSN. Khawatirnya, ketika masing-masing institusi punya teknologi, integrasinya akan sulit. Jika ti dak di perbai-ki, Indonesia sa ngat ren tan ter ha dap se rangan cyber.

Dia mengisahkan tragedi pilu yang terjadi di Estonia tahun 2007. Negara di Eropa Utara ini hancur lebur berantakan. Bukan karena nuklir atau senjata biologis, melainkan serangan cyber. Padahal IT-nya terbilang bagus. Cuma karena salah berurusan. Yak ni melawan negara besar.

Baca juga : Pertamina Tambah Pertashop di Kabupaten Garut

“Negara itu gak terima, dan menyerang Estonia. Dilumpuhkan sistem keamanannya, teknologinya. Sehingga negaranya kolaps,” bebernya.

Masih banyak hal yang disampai kan Pratama dalam Ngopi Yuks, kemarin. Kepada 3 wartawan senior Rakyat Merdeka; Kiki Iswara, Ratna Susilowati dan Budi Rahman Hakim, dia juga membahas soal RUU Perlindungan Data Pribadi yang kini masih digodok DPR. Termasuk potensi dan bahaya serangan cyber bagi suatu negara. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.