Dark/Light Mode

Burhanuddin Bicara Capres

Jokowi Taruh Telur Di Semua Keranjang

Jumat, 24 Juli 2020 07:43 WIB
Tangkapan layar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam acara Ngopi Pagi yang disiarkan secara virtual oleh Rakyat Merdeka, Kamis (23/7). (Foto: Facebook)
Tangkapan layar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam acara Ngopi Pagi yang disiarkan secara virtual oleh Rakyat Merdeka, Kamis (23/7). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pilpres 2024 memang masih jauh. Tapi, sejumlah nama mulai mengemuka sebagai tokoh-tokoh potensial menggantikan Jokowi. Siapa yang nanti akan jadi capres memang bikin penasaran. Yang bikin lebih penasaran lagi, ke mana arah dukungan Jokowi diberikan.

Burhannudin Muhtadi PhD memprediksi, Jokowi baru akan memberikan dukungan ke jagoannya, di ujung-ujung.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu, saat menjadi narasumber Ngopi Pagi yang digelar Rakyat Merdeka, kemarin. Program yang dipandu Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara itu, mengambil tema: Survei Kerja Kabinet Dan Rating Capres. Kiki didampingi dua wartawan senior: Ratna Susilowati dan Budi Rahman Hakim.

Baca juga : Menpora Ingin Kampus Jadi Tempat Tumbuhnya Semangat Kewirausahaan

Dalam diskusi tersebut tidak hanya mengulas hasil survei teranyar lembaganya. Tapi, Burhan juga lebih dalam lagi mengulik kapan dan siapa gerangan capres yang besar kemungkinan akan didukung Jokowi.

“Apa yang dikerjakan sekarang ini bisa menjadi modal politik di 2024?” tanya Kiki. menurut Burhan, penanganan corona dan implikasi politik adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. “Kalau retrospektifnya baik, maka calon yang mempunyai insentif elektoral, mendapatkan nangkanya. kalau buruk, akan mendapatkan getahnya,” jelas Burhan.

Ia mencontohkan Korea Selatan. Di awal-awal pandemi, survei elektabilitas Demokrat sebagai partai berkuasa negara gingseng itu, turun drastis. Gara-gara pemerintah gagap menanangi corona.

Baca juga : Sibuk Ngurus Pandemi, Berat Badan Jokowi Turun 3 Kg

Tapi, jelang pemilihan legislatif 15 April, incumbent melakukan banyak terobosan dan berhasil menekan laju pertumbuhan corona. Hasilnya, persepsi terhadap pemerintah berubah 180 derajat. “Akhirnya menang telak dengan perolehan suara 61 persen,” tuturnya.

Demikian halnya dengan Indonesia. kini, ekposur penanganan bergeser dari pusat ke daerah. “Sekarang yang dapat panggung adalah daerah,” imbuhnya.

Hasilnya, elektabilitas dan popularitas sejumlah figur kepala daerah naik. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo misalnya. Elektabilitasnya naik dari 11,8 persen pada Mei 2020, menjadi 16,2 persen pada Juli 2020. Di posisi kedua, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan tingkat elektabilitas 15 persen.

Baca juga : Cak Imin Minta Para Kepala Daerah Perkuat Sektor Pertanian

Sementara elektabilitas Prabowo Subianto terus tergerus menjadi 13,5 persen. “Tapi, masih top 3,” katanya.

Kemudian ada Sandiaga Uno, yang elektabilitasnya juga naik dari 6 ke 9,2 persen. Lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kisaran 8,6-8,7 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 6,8 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.