Dark/Light Mode

Tak Dilibatkan Pemerintah Tangani Covid-19

Asosiasi Kesehatan Bikin Gerakan Sendiri-sendiri

Minggu, 2 Agustus 2020 06:39 WIB
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla memantau langsung penyemprotan disinfektan di wilayah Johar Baru dan Kalibata, Jakarta. (Foto: PMI)
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla memantau langsung penyemprotan disinfektan di wilayah Johar Baru dan Kalibata, Jakarta. (Foto: PMI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengkritik cara kerja pemerintah dalam penanganan Covid-19. Salah satunya, tidak melibatkan organisasi profesi kesehatan. Padahal, jika dilibatkan hasilnya bisa lebih optimal.

Ketua  IAKMI Dedi Supratman mengungkapkan, selama ini Gugus Tugas maupun Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 hanya melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam merumuskan program dan kebijakan. Itu pun, keterlibatannya tidak optimal.

Baca juga : Ini Dia Pria Pertama Yang Punya Penis Buatan Dari Lengannya Sendiri

"Misalnya Ikatan Apoteker, itu nggak ada dilibatkan di Gugus Tugas. Yang masuk hanya IDI, itu pun jarang sekali diajak rapat. Ini sebetulnya yang kami prihatin,” kata Dedi, dalam webinar yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia di Jakarta, kemarin.

Akibat kondisi itu, lanjut Dedi, kalangan profesi dan asosiasi kesehatan membuat gerakan sendiri-sendiri. Mereka bergerak dengan memanfaatkan jejaring dan keanggotaan yang tersebar di berbagai daerah. Misalnya, Palang Merah Indonesia (PMI), melakukan kegiatan sendiri dalam melakukan edukasi, mitigasi hingga penyemprotan disinfektan.

Baca juga : Sembuh Covid-19, Wakil Wali Kota Solo Serahkan Sapi Kurban Dari Jokowi

Sementara IAKMI dan beberapa organisasi lainnya membuat Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK). Padahal, organisasi-organisasi profesi kesehatan memiliki jaringan cukup luas di berbagai daerah. Bila dilibatkan tentu bisa membantu program-program penanganan Covid-19.

“Ini sebetulnya aset yang bisa dimanfaatkan oleh Gugus Tugas dan Menteri Kesehatan, namun saya tidak tahu apa masalahnya sehingga di sektor kesehatan sendiri tidak kompak dan tidak solid,” ujarnya.

Baca juga : Prancis Terasa Makin Romantis

Dedi mengaku sudah bersurat kepada Presiden Jokowi, meminta audiensi dengan para organisasi profesi kesehatan. Menurutnya, organisasi profesi ingin dilibatkan karena ingin membantu pemerintah menangani pandemi virus corona.

“Ini situasi makin parah kami lihat. Mudah-mudahan, Pak Presiden membuka pintu untuk bisa beraudiensi dengan kami, kalangan kesehatan,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.