Dark/Light Mode

Corona Surabaya Naik, Yang Meninggal Juga Naik

Pamor Risma Turun

Rabu, 5 Agustus 2020 07:47 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Instagram)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Terpisah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, keputusan suatu daerah dikatakan zona hijau, zona kuning atau zona merah adalah kewenangan Gugus Tugas Pusat. “Ini zona hijau bukan Kabupaten, Kota atau Provinsi. Zona itu tiap Selasa akan diumumkan oleh Gugus Tugas Pusat,” tegasnya.

Meski data di pusat menunjukkan Surabaya masih termasuk zona merah, Pemkot Surabaya tetap kekeuh sudah hijau. “Silakan yang menilai seperti apa, yang jelas kita warnanya sudah hijau,” ujar Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, kemarin.

Dia menjelaskan, perubahan status zona hijau itu berdasarkan kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot. Dari laporan itu, kata Irvan, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu sejak 26 Juli. “Sampai delapan hari kita sudah hijau,” klaimnya, kemarin.

Baca juga : Terawan Berusaha Cari Obat Selamat

Alasan lainnya, lanjut Zirvan, tren kasus Covid-19 di Surabaya terus menurun. Sementara angka kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya terus meningkat.

Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Budyatna melihat sisi lain dari kasus Corona di Surabaya. Kata dia, tingginya angka penyebaran corona selama beberapa bulan belakangan berdampak pada pamor Risma. “Soalnya dia kan mengklaim Surabaya sudah masuk zona hijau. Tapi, nyatanya kasus positif dan kematian terus bertambah, tentu saja pamornya meredup,” ujar Guru Besar Politik UI Prof Budyatna.

Menurutnya, Risma terlalu terburu-buru mengklaim Surabaya sudah masuk zona hijau. Sementara kenyataannya, tidak. Akhirnya, banyak orang yang meragukan politisi PDIP itu. Risma dianggap tidak kredibel dan seolah memaksakan kehendak. “Risma ini semacam jadi PHP alias pemberi harapan palsu. Jadi banyak yang kecewa ketika harapan itu tak se suai kenyataan,” imbuhnya.

Baca juga : Ketua Satgas Covid Djakarta Lloyd Surabaya Meninggal Karena Corona

Apalagi, selama ini Risma terlihat seperti over acting dalam penanganan virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, China itu. Mulai dari ribut-ribut dengan Gubernur Khofifah, sampai berlutut dan sujud sambil nangis-nangis di kaki dokter.

Sebelumnya, Lembaga Riset Median pernah mengeluarkan survei terkait kinerja kepala daerah dalam menanggulangi corona. Hasilnya menunjukkan, Risma berada di urutan kelima dalam kategori kepala daerah yang paling jitu dalam menangani corona.

Responden diberi pertanyaan, “Siapakah kepala daerah yang Anda sukai atau paling tepat cara menangani wabah Corona?” Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ada di peringkat pertama dengan 24,1 persen disusul Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (9,6 persen), Gubernur Jabar Ridwan Kamil (8,9 persen), dan Gubernur Jatim Khofifah (8 persen). Risma ada di urutan berikutnya dengan persentase yang terpaut jauh dari Khofifah, yakni hanya 3,7 persen.

Baca juga : Ayahanda Meninggal Dunia, Fahri Hamzah Berduka

Di jagat Twitter, pamor Risma jadi drop. Dia dibully lantaran ngotot mengklaim Surabaya sudah menjadi zona hijau. Banyak warga RT yang juga meragukan klaim dari Risma. “Serahkan ke ahlinya saja bu, wabah ini bukan ranah politik, ini menyangkut nyawa jutaan rakyat Indonesia,” cuit @ Dr_lukman_waris.

“Biarin aja lah.... nyeneng-nyenengin hati dia. Ntar dia glosor nangis-nangis lagi kayak kemarin,” sambar @rizalventura mengingatkan momen Risma bersujud sambil nangis-nangis di kaki dokter. Akun @d1t_RG meminta Khofifah menyentil Risma. “Jewer aja bu @KhofifahIP, bu risma itu lagi cari sensasi,” saran dia.

Sementara @andialmeera justru menyarankan sebaliknya. “Sdh maafin aja bu Khofifah, diberitahu, karena bu Risma nggak ngerti apa-apa. Bisanya cuma marah-marah dan menangis,” kicaunya, satir. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.