Dark/Light Mode

Ngantor di Surabaya, Lalu Semarang

Terawan Berusaha Cari Obat Selamat

Senin, 27 Juli 2020 06:25 WIB
Menkes Terawan Agus Putranto (Foto: Istimewa)
Menkes Terawan Agus Putranto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak ramai isu reshuffle, Menkes Terawan Agus Putranto jadi rajin turun ke daerah. Beberapa waktu lalu, dia ngantor di Surabaya, setiap akhir pekan. Pekan kemarin, dia nginep di Semarang. Terawan berusaha cari obat selamat ya?

Terawan berkantor di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (12/7). Saat itu, kasus baru corona di Surabaya sedang tinggi. Setelah kondisi Surabaya mereda, ia geser ke Semarang, Jumat (24/7). Saat ini, di Semarang memang tengah terjadi “ledakan” kematian akibat corona. Di awal Juli, tercatat ada 174 pasien yang meninggal. Per 24 Juli, melonjak hingga 353 pasien.

"Saya pokoknya ada di sini. Nanti lihat situasi," ujar Terawan, Jumat, (24/7).

Baca juga : Ringankan Debitor Di Saat Pandemi, OJK Bakal Perpanjang Restrukturisasi Kredit

Menurut Terawan, kehadirannya di Semarang untuk menunjukkan perhatian ke masyarakat di ibu kota Jawa Tengah tersebut. “Karena sayang sama mereka. Nanti saya akan diskusi dengan Kepala Dinkes Jateng untuk penanganan Covid-19," jelasnya.

Sebelum ini, Terawan termasuk salah satu menteri yang kinerjanya paling disorot publik. Antara lain karena pernyataan yang dianggap meremehkan corona di masa-masa awal virus itu datang, hingga kebijakannya yang dinilai inkonsisten dan njelimet. Ia juga sempat disindir Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna, 18 Juni lalu. 

Selain masalah kinerja, Terawan juga menghadapi “masalah” internal di Kemenkes. Tujuh anak buahnya yang memegang jabatan stategis, mundur. Antara lain Dirjen Pelayanan Kesehatan (Yankes) Bambang Wibowo, Sekretaris Ditjen Yankes Agus Hadian Rahim, dan Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Tri Hesy Widyastoeti.

Baca juga : Mendagri Larang Konvoi Dan Arak-arakan Selama Pilkada

Belakangan, Terawan dilaporkan ke Komnas HAM karena dugaan abuse of power lantaran menarik Prijo Sidipratomo dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Prijo, mantan Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI, pernah menjatuhkam sanksi etik ke Terawan, yang saat itu masih menjabat Kepala RSPAD, karena metode “cuci otak” dalam penyembuhan stroke.

Pengamat politik Ujang Komarudin melihat, rajinnya Terawan turun ke daerah tak lepas dari isu reshuffle. Menurutnya, setiap orang yang memiliki jabatan pasti tidak mau diganti. Apalagi, jabatannya menteri. Karena itu, menteri yang diisukan akan diganti harus cari 'obatnya'.

"Selama ini dia sangat disorot, memble dan kacau balau. Ini kan membuatnya gak bisa tidur," kata Ujang, ketika dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Menkes Terawan Janji Bakal Cek Semua Rumah Sakit

Menurut Ujang, jangankan diisukan akan diganti, seorang menteri yang kena sentil saja, akan langsung rajin kerja. Itu semua dilakukan agar kepercayaan Presiden pulih kembali. Apalagi menteri yang sempat dimarahi. Jika kinerjanya masih memble, sama saja dengan meminta untuk diganti. 

Ujang menambahkan, sah-sah saja Terawan ngantor di daerah. Asal ada kepentingan mendesak dan tidak meninggalkan masalah di Jakarta. "Jangan ngantor di daerah, internalnya sendiri malah acak-acakan," sindirnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.