Dark/Light Mode

Corona Surabaya Naik, Yang Meninggal Juga Naik

Pamor Risma Turun

Rabu, 5 Agustus 2020 07:47 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Instagram)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkembangan Corona di Surabaya "tak sehijau" seperti yang dibilang Wali Kota Tri Rismaharini. Jumlah yang positif terus naik, jumlah yang meninggal juga naik. Lalu apa yang turun? Mungkin, pamor ibu Risma saja yang tak seterang dulu.

Setelah diklaim sebagai zona hijau, kasus Corona di surabaya kembali pecahkan rekor. Hingga kemarin siang, data positif Covid-19 di surabaya bertambah 105 kasus. Ini menjadikan Kota Pahlawan itu sebagai penyumbang kasus corona terbesar di Jawa Timur yang secara keseluruhan kemarin bertambah 432 kasus.

Dikutip dari https://infocovid19.jatimprov.go.id secara keseluruhan ada 9.087 kasus positif Covid-19 di Surabaya, kemarin. Yang sudah sembuh ada 5.707 orang, atau naik 110 orang dari hari sebelumnya.

Baca juga : Terawan Berusaha Cari Obat Selamat

Sementara yang meninggal naik 13 orang menjadi 794 orang. Fatality rate atau tingkat kematian di Surabaya mencapai 8,74 persen. Kemudian, suspek alias yang dicurigai ada 2.806, bertambah 505 dari hari sebelumnya.

Selain itu, kasus yang probable alias kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS /meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan tidak ada hasil pemeriksaan PCR ada 14. Bertambah 4 dari hasil sebelumnya.

Sementara kasus suspek yang dilakukan isolasi, baik mandiri maupun difasilitas kesehatan ada 2.806 orang. Jumlah ini menjadikan kota Surabaya diberi status “Risiko Tinggi”. Skornya, 1,73. Kotaknya diberi warna merah, yang berarti zona merah.

Baca juga : Ketua Satgas Covid Djakarta Lloyd Surabaya Meninggal Karena Corona

Selain Surabaya, dalam peta itu terdapat beberapa kota lain yang berstatus zona merah. Yakni Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Gresik, Kota Malang, Kota Batu, dan Kota Mojokerto. Data milik pemerintah pusat yang diakses melalui situs covid19.go.id juga mengelompokkan Surabaya dalam kategori wilayah zona merah penularan Covid-19. Dengan begitu, klaim Walikota Surabaya Tri Rismaharini bahwa kotanya sudah masuk zona hijau pun terbantahkan.

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyebut, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi yang dilaporkan ke pusat, Surabaya belum masuk zona hijau. Soalnya, kasus baru masih terus ada. Selain itu, merujuk pada angka tingkat penularan atau Rate of Transmission (RT) corona, Surabaya belum memenuhi syarat. “RT Covid-19 di Surabaya fluktuatif,” tuturnya.

Selain itu, angka tingkat kematian atau fatality rate akibat Covid-19 di Surabaya, dua kali dari angka nasional. Di Kota Buaya itu, fatality rate-nya 8,74 persen. Sementara Nasional kurang dari 4,5 persen. Sedangkan badan kesehatan dunia alias WHO menargetkan 2 persen. “Jadi tingkat keamanan Surabaya masih jauh. Hijau di Kota Surabaya adalah hijau semangka. Jadi hijaunya di kulit, tapi sesungguhnya di dalamnya merah,” kritik Windhu.

Baca juga : Ayahanda Meninggal Dunia, Fahri Hamzah Berduka

Windhu meminta Risma pun tidak terburu-buru mengklaim Surabaya sebagai zona hijau. Klaim itu, kata Windhu, bisa berbahaya. “Itu nanti malah menyesatkan, sehingga masyarakat akan keluyuran dan itu justru berbahaya,” wanti-wantinya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.