Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kata Ahmad Yani, Salah Satu Deklaratornya
KAMI (Din, Gatot, Didu, dll) Adalah Barisan Sakit Hati
Rabu, 19 Agustus 2020 06:09 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Koalisi Aksi Manyelamatkan Indonesia (KAMI) resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta, kemarin. Salah satu deklarator, Ahmad Yani, mengakui KAMI diisi barisan sakit hati. Bukan sakit hati karena tak dapat jabatan, melainkan sakit hati karena rakyat belum sejahtera, keadilan dan hukum belum tegak berdiri di negeri ini.
Deklarasi KAMI berlangsung selama tiga jam. Mulai dari pukul 10.00 hingga 12.00. Para deklarator berdiri tegap membacakan delapan poin tuntutan. Mereka kompak mengikatkan seutas kain panjang merah putih di lehet masing-masing. Dikalungkan. Mereka juga menggunakan masker dan sebagian ditambah face shield.
Baca juga : Sabam: Yang Meninggal karena Covid-19 Adalah Saudara Kita
Dalam daftar yang disebar, panitia memasukkan 56 orang sebagai deklarator. Di antaranya ada nama-nama beken. Dari purnawirawan tentara, ada Gatot Nurmantyo, Tedjo Edhy Purdijatno, Syamsir Siregar, Soenarko, Amirullah Amin, dan Yayat Sudrajat. Dari ulama ada Din Syamsuddin, Sobri Lubis, Busyro Muqqodas, Bachtiar Nasir, dan Abdul Rasyid Abdullah Safei. Dari politisi ada Ahmad Yani, Bachtiar Chamsyah, MS Kaban, Tamsil Linrung, dan Nurhayati Assegaf. Kemudian, dari aktivis ada Abdullah Hehamahua, Syahganda Nainggolan, Adhie Massardi, Marwan Batubara, Neno Warisman, dan Lieus Sungkharisma. Dari ekonomi ada Sri Edi Swasono dan Ichsanuddin Noorsy. Dari pakar hukum ada Refly Harun. Selanjutnya, dari mantan pejabat ada Said Didu dan Jumhur Hidayat. Refly Harun, Gatot, dan Tedjo Edhy juga masuk jajaran mantan pejabat.
Di hadapan deklarator, berdiri tenda besar bercorak merah putih. Pendukung KAMI berkumpul di tengahnya. Jumlahnya cukup banyak. Bahkan sampai meluber hingga ke pintu masuk dan jalanan.
Baca juga : Pastikan Pemudik Aman, Satu Pesawat Di Ramp Check Bisa Sampai 3 Kali
Saat masuk, pengunjung disambut ibu-ibu yang memegang Bendera Merah Putih serta atribut HUT ke-75 RI. Tidak ada bendera lain kecuali Merah Putih. Namun, masih ada penyusup yang memasang poster bertuliskan 'Makzulkan Jokowi'.
Saat diberikan kesempatan pidato, Din bicara soal hari lahir Pancasila yang berbeda dengan versi pemerintah. "Deklarasi pada hari istimewa ini 18 Agustus 2020 mengingatkan kita pada 75 tahun yang lalu ketika UUD 1945 disahkan. Pembukaannya disepakati di dalamnya terdapat Pancasila. Maka kita berpendapat hari lahir Pancasila adalah 18 Agustus 1945," ucap mantan Ketum PP Muhammadiyah ini.
Baca juga : Anies Beda Dengan Ahok
Din kemudian mengingatkan bahwa deklarasi ini bukan akhir, melainkan sebuah awal. “Mulai saat ini, dari tempat ini, kita bertekad untuk memulai sebuah gerakan moral untuk perbaikan dan perubahan Indonesia yang lebih baik," ucapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya