Dark/Light Mode

Kata Ahmad Yani, Salah Satu Deklaratornya

KAMI (Din, Gatot, Didu, dll) Adalah Barisan Sakit Hati

Rabu, 19 Agustus 2020 06:09 WIB
Puluhan tokoh membacakan maklumat saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8). (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Puluhan tokoh membacakan maklumat saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8). (Foto: Dwi Pambudo/RM)

 Sebelumnya 
Lalu, Gatot berbicara kondisi Indonesia akibat proxy war yang menurutnya diperburuk dengan berkembangnya oligarki kekuasaan. "Kekuasaan dimainkan, dikelola oleh kelompok orang, dan tidak beruntung lagi, mereka melakukan dengan topeng konstitusi,” tuding Gatot. 

Gatot juga menjelaskan alasan pembentukan KAMI. Dia menyebut, KAMI ingin semua pihak jujur atas apa yang terjadi di Tanah Air. "Kami ingin menjadikan momentum kemerdekaan RI untuk lebih maju dan untuk jujur melihat diri apa yang belum benar dari negeri ini," tuturnya.

Baca juga : Sabam: Yang Meninggal karena Covid-19 Adalah Saudara Kita

Usai acara, Yani bicara soal cap barisan sakit hati yang ada di tubuh kelompoknya. Mantan anggota Komisi III DPR tersebut tak menampik. Kata dia, memang ada mantan pejabat era pemerintahan Jokowi yang menjadi anggota KAMI. Dia menyebut, para mantan pejabat itu sebagai buzzer. "Memang ada sebagian para purnawirawan dan mantan-mantan pejabat. Itu sedikit sekali dari jumlahnya. Itu bagian dari yang namanya buzzer," jelas Yani.

Namun, dia memastikan, orang-orang tersebut sakit hati bukan karena dipecat dari jabatannya oleh Presiden Jokowi. “Kami betul sakit hati. Sakit hati kami bagaimana rakyat yang tidak diurus sebagaimana mestinya. Kami sakit hati bagaimana rakyat tidak dapat bekerja, tetapi tenaga kerja asing masuk di Indonesia begitu mudah," ucapnya.

Baca juga : Pastikan Pemudik Aman, Satu Pesawat Di Ramp Check Bisa Sampai 3 Kali

Pendirian KAMI ditentang kelompok pendukung pemerintah. Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mempertanyakan tujuan KAMI ini. Pasalnya, kondisi demokrasi dan politik di Indonesia baik-baik saja. "Sebagai sebuah gerakan penyelamatan. Pertanyaannya, apanya yang perlu diselamatkan?" kata Ace, kemarin.

Politisi PDIP Ruhut Sitompul bicara lebih keras. Kata dia, para mantan pejabat yang kini sakit hati lebih baik melupakan masa lalu. Mereka harus sadar saat ini sudah tidak diperlukan lagi. “Janganlah orang yang tenggelam mau menyelamatkan kapal lagi berlayar dinakhodai Pak Jokowi menuju Indonesia baru. Mereka kan sudah kapal karam, sudah masa lalu," sebut politisi yang akrab disapa Si Poltak ini. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.