Dark/Light Mode

Setelah Masuk KAMI

Gatot Ditembak Peluru Usang

Jumat, 21 Agustus 2020 06:13 WIB
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (ketiga kanan) saat deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). (Foto: Dwi Pambudo)
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (ketiga kanan) saat deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). (Foto: Dwi Pambudo)

 Sebelumnya 
Pentolan KAMI lainnya, Syahganda Nainggolan, lebih santai menanggapi serangan terhadap Gatot itu. "Kalau dia (Gatot) deket dengan TW, bagus dong. Artinya, dia tidak bermusuhan dengan taipan," ujar Syahganda, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Syahganda mengungkapkan, dengan kedekatan itu, Gatot punya peluang untuk membuat rakyat lebih makmur. Gatot disebutnya punya konsep pembagian kesejahteraan yang menarik. Yakni, jika kekayaan atau aset negara berupa hutan atau tambang dikelola swasta, maka 70 persennya harus diberikan kepada negara atau koperasi.

"Itu konsepnya pak Gatot. Bukannya dekat pribadi atau nggak pribadi, tapi konsepnya mengutuk oligarki. Karena Pancasila itu mengajarkan keadilan sosial," tegasnya. 

Baca juga : LP3ES Mau Perkuat Demokrasi Ke Penjuru Daerah

Syahganda pun menilai serangan terhadap Gatot merupakan sesuatu yang wajar. Sebab, Gatot dianggap sosok yang kuat untuk menggerakkan perubahan sosial. "Tapi ini kan koridor demokrasi, masa dilarang, diserang, disudutkan. Dengan peluru usang pula. Biasa-biasa sajalah," tandasnya.

Kemarin, Gatot berada di Solo menghadiri deklarasi KAMI DIY-Jateng. Dia belum bicara mengenai tudingan tersebut. Tapi, menilik ke belakang, pada 2018, Gatot pernah blak-blakan bicara soal kedekatannya dengan TW. 

"Orang bilang, 'Wah, Pak Gatot dekat sama TW.' Memang iya. Saya tidak pernah malu karena saya tahu benar komitmen dia," aku Gatot seperti dikutip Tempo, waktu itu. 

Baca juga : Din Tak Ingin Dicurigai

Dia mengaku mengenal TW sejak 1983-1985, saat dirinya masih menjadi ajudan Edi Sudradjat, yang saat itu masih menjabat Pangdam III/Siliwangi. Edi mengenalkannya kepada TW, dengan menyebut Gatot sebagai anak muda yang potensial. "Ini Tomy, saya akan didik," tutur Gatot menirukan pernyataan Edi saat pertama kali bertemu TW, yang saat itu baru memulai usaha. Gatot ingat, saat itu TW masih menggunakan sepeda motor untuk wara-wiri. 

Kedekatannya dengan TW kian terjalin ketika Bank Artha Graha ingin mengakuisisi Bank Arta Prima pada 1997. Bank tersebut kemudian berubah nama menjadi Bank Pratama. Gatot saat itu menjadi Sekretaris Komisaris Bank Artha Graha. "Sehingga saya tahu seluk-beluknya. Saya-lah yang membuat aktivasinya sampai detik-detik terakhir itu dikawinkan," bebernya. Sekali pun begitu, Gatot membantah ada proyek yang mereka mainkan. 

TW juga mengakui kedekatannta dengan Gatot. Dia mengundang Gatot melepas seekor anak harimau di Tambling Wildlife Nature Conservation di Pesisir Barat, Lampung pada 2018. "Kehadiran Pak Gatot di sana sebagai kawan saya," tutur TW, ketika itu. [MEN/OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.