Dark/Light Mode

Di Aceh, Buruh China Dibikin Merana

Minggu, 30 Agustus 2020 06:58 WIB
Tujuh orang TKA China berbaris di depan mess di kawasan Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, setelah kedatangan mereka ditolak masyarakat setempat, Rabu (1/4). (Foto: Dok. Polres Nagan Raya Aceh)
Tujuh orang TKA China berbaris di depan mess di kawasan Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, setelah kedatangan mereka ditolak masyarakat setempat, Rabu (1/4). (Foto: Dok. Polres Nagan Raya Aceh)

 Sebelumnya 
Apalagi setiap harinya positif corona di Aceh selalu bertambah. Angka kematian pun telah mencapai 57 orang. Aceh masuk delapan besar tingkat kematian tertinggi secara nasional. “Kita susah payah menjaga, tidak bisa masuk lewat sana, kok bisa masuk lewat sini. Kira-kira begitulah perasaan warga Aceh,” tegasnya. 

Sebaiknya, sambung Nasir, pemerintah lebih mementingkan tenaga kerja lokal daripada TKA. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pengangguran agar ekonomi kembali bergeliat. “Bukan kami menolak, tapi TKA yang masuk itu pekerja kasar bukan tenaga profesional. Padahal masih ada masyarakat lokal yang mumpuni,” ucapnya. 

Baca juga : Kami Di Sini Kamu Di Sana

Selain itu, dia juga mempertanyakan izin wisata digunakan untuk bekerja. Untuk itu dia berharap agar pemerintah setempat segera memulangkan para TKA tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Pengamat kebijakan publik Aceh, Nasrul Zaman mengaku, karakter warga Aceh cenderung emosional ketika mendengar kata China, termasuk TKA China. Hal itu tak terlepas dari konflik sejarah. “Marah (ketika mendengar China). Apalagi saat ini tingkat pengangguran meningkat, kemiskinan meningkat,” katanya, kemarin. 

Baca juga : Kami Hanya Kibarkan Merah-Putih

Dia khawatir, jika ini terus terjadi maka gejolak sosial bisa semakin meluas. “Dulu pernah juga dicoba pemerintah pusat kemudian kami usir. Terus sekarang didatangkan lagi. Agak sulit memang jika pemerintah pusat kita masih begini. Pemerintah pusat ngertilah, apalagi TKA China ya,” sesalnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.