Dark/Light Mode

Memaknai Peristiwa 1927, 1948, 1965

Menakar Kembalinya Komunis

Rabu, 30 September 2020 15:30 WIB
Massa berdemonstrasi menuntut pembubaran PKI pada 20 Oktober 1965.  [Foto: AP]
Massa berdemonstrasi menuntut pembubaran PKI pada 20 Oktober 1965. [Foto: AP]

 Sebelumnya 
Partai Majelis Syuro (Musyawarah) Muslimin Indonesia (Masyumi) dan NU, selaku partai Islam telah menunjukkan sikap tegasnya terhadap gaya politik agitasi PKI. Masyumi –terutama mengeluarkan anjuran bagi umat Islam untuk meninggalkan PKI.

Berdasarkan Hasil Musyawarah Majelis Syura Masyumi Desember 1954 diputuskan bahwa mereka yang masih menjadi anggota, atau simpatisan PKI dianggap sesat bila tidak tahu persis ideologi komunisme.

Sikap anti Komunis pernah ditunjukkan Masyumi, pada masa Kabinet Sukiman dengan mengeluarkan kebijakan yang disebut sebagai "Razia Agustus 1951" menangkap belasan ribu orang yang dicurigai sebagai anggota komunis.

Baca juga : Ini Cerita Bek Persija Jakarta Ryuji Utomo Kembali ke Timnas Indonesia

Masyumi juga kerap menyokong gerakan anti komunis. Dengan alasan ini, misalnya, beberapa orang pimpinan ikut serta ke dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/ Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).

Tokoh Masyumi Isa Anshary mendirikan Forum Anti Komunis pada 1953, yang demikian jelas menunjukkan sikap permusuhan dengan ajaran komunisme. Forum semacam ini ditanggapi oleh Ketua PKI, Dipa Nusantara Aidit sebagai sebuah tindakan yang gila.

Selain itu, Hatta juga pernah menguak misteri perpecahannya dengan Bung Karno, tak lain karena dia memaksakan diri memasukkan PKI dalam kabinet.

Baca juga : Bamsoet: Hadapi Krisis Global dengan Kembali ke Ekonomi Pancasila

“Alle familieden aan een tafel”, ujar Bung Karno berprinsip. Semua keluarga duduk pada satu meja. Bung Karno berprinsip.

Bung Hatta menyanggahnya, “PKI is geen familied.” PKI bukanlah keluarga. Bung Hatta mengingatkan pemberontakan PKI di Madiun adalah sebuah tanda, PKI tidak bisa dipercaya dan telah melakukan kudeta (coup de etat).

Bisakah Komunis kembali ke Tanah Air? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Karena mesti diakui pula, memang ada sebagian eks PKI yang masih bernafsu mentransmisi ideologinya. Namun, tidak diketahui, seberapa banyak persentasenya. Juga, tidak semuanya menginginkan kembali, karena persoalan trauma dikejar-kejar aparat keamanan, dibui, disiksa, dan dijauhi masyarakat. (*)

Baca juga : Mantan Pemain Bas Dewa 19, Erwin Prasetya Meninggal Pagi Ini

[Fikrul Hanif Sufyan, Pemerhati Sejarah dan Ketua Litbang Pusat Data dan Pengkajian Muhammadiyah Minangkabau (PUSDAKUM), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Barat]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.