Dark/Light Mode

Omongin Ciptaker Sambil Sarungan

Kiai Said Dan Kiai Ma’ruf Kangen-kangenan

Sabtu, 17 Oktober 2020 05:00 WIB
Wapres Maruf Amin bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj. (Foto: ist)
Wapres Maruf Amin bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siradj sangat keras mengkritik keberada­an Undang-­Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Kiai Said sampai menyebut UU tersebut menindas rakyat kecil dan meng­untungkan kapitalis. Tak cukup mengkritik dari luar, Kiai Said juga mengadukan UU Ciptaker ini ke Wakil Presiden, Kiai Ma’ruf Amin. Dengan menemui Wapres, Kiai Said dianggap hormati Kiai Ma’ruf yang juga mantan Rais Aam PBNU.

Pertemuan Kiai Said dan Kiai Ma’ruf dilakukan di rumah dinas Wapres di Jl. Diponegoro, Kamis (15/10) malam. Kiai Said ditemani Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Sementara Wa-pres didampingi juru bicaranya, Masduki Baidlowi.

Meskipun kedatangan dua Bos NU itu untuk menyampaikan kritik terhadap UU Ciptaker, namun pertemuan berlangsung cair. Kiai Ma’ruf maupun Kiai Said kompak sama-sama memakai sarung. Tidak formal seperti acara kenegaraan.

“Masih banyak catatan yang kami kritisi. Kritik lho ya, bukan berarti kami menentang, tapi kritik. Hal yang masih belum berpihak pada rakyat, antara lain soal tambang, kontrak (pekerja lepas) yang tidak dibatasi. Secara resmi sampaikan delapan poin,” kata Kiai Said, usai pertemuan.

Baca juga : Di Tangan Pak Pratik, Kini Suara Buruh Digantungkan

Warga Nahdliyin, lanjutnya, menilai UU Ciptaker cenderung eksklusif, elitis, dan tidak berpihak pada rakyat kecil. UU ini juga kurang disosialisasikan. Dialog pemerintah dengan sejumlah ormas, minim sekali. Sebab itu, dia meminta agar pemerintah membuka ruang dialog untuk menerjemahkan butir-butir UU Ciptaker.

Meski tidak setuju dengan materi UU Ciptaker, PBNU memilih sikap dengan menempuh jalur konstitusional. Yakni, mendukung upaya uji materi (judicial review) UU Ciptaker ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Demo itu nggak ada manfaatnya, walaupun demo sah-sah saja,” tukas Kiai Said.

Apa tanggapan Wapres? Kata Jubir Wapres, pertemuan berlangsung hangat. Bahkan bisa dibilang momen kangen-kangenan. Kenapa? Karena untuk pertama kalinya Kiai Said dan Kiai Ma’ruf bertemu setelah Kiai Ma’ruf jadi wapres.

Selama ini, kalau ada undangan dari Wapres, Kiai Said selau berhalangan. Biasanya, diwakili Kiai Marsudi Syuhud, atau Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini. “Nah, semalam itu gayeng ketemu. Karena reunian, maka disiapkan nasi kebuli kambing,” tutur pria yang akrab disapa Cak Duki ini, saat dihubungi, tadi malam.

Baca juga : Kader Banteng Sewot Dan Luruskan Informasi

Diskusi mereka, kata Cak Duki, berjalan ala santri. Santai, meski yang dibicarakan serius. 

Kiai Ma’ruf, lanjut Cak Duki, menerima catatan-catatan PBNU terkait UU Ciptaker yang disampaikan Kiai Said. Salah satu contohnya, berkaitan dengan petani dan ketahanan pangan.

Menanggapi kekhawatiran itu, Kiai Ma’ruf mengimbau agar PBNU ikut merumuskan baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), atau peraturan lainnya. Bisa melalui pemerintah, atau rumusan tersebut diberikan langsung ke dirinya.

Namun, lanjut dia, Kiai Ma’ruf tetap menghormati bila kemudian NU tetap pada sikap awalnya, yakni ajukan gugatan ke MK. Termasuk bila nantinya dalam gugatan ke MK, sejumlah ormas ikut bergabung.

Baca juga : Menaker: UU Ciptaker Beri Jaminan Sosial Buruh Yang Kena PHK

Di dunia maya, warganet mengapresiasi sikap dua petinggi NU yang memilih mendatangi Wapres ketimbang menggelar unjuk rasa menolak UU Ciptaker. “Cara santun menyampaikan pendapat dengan tidak merugikan pihak lain,” ujar akun @AbdulRochim. Inilah cara NU, mengedepankan silaturrahmi dan dialog dalam permasalahan bangsa,” samber akun @nasir_abiabi. “Bagus Pak Kiyai,” timpal akun @1nohon9. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.