Dark/Light Mode

Kabinet Indonesia Maju Genap 1 Tahun

Tumben, Pak Jokowi Tidak Ganti Menteri

Selasa, 20 Oktober 2020 04:53 WIB
SENYUM pak presiden: Presiden Jokowi tersenyum saat memimpin rapat mengenai Covid-19, di Istana Merdeka,
Jakarta, kemarin. Ratas sehari menjelang setahun Kabinet Indonesia Maju ini, digelar dengan tatap muka. (Dok. Satpres)
SENYUM pak presiden: Presiden Jokowi tersenyum saat memimpin rapat mengenai Covid-19, di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Ratas sehari menjelang setahun Kabinet Indonesia Maju ini, digelar dengan tatap muka. (Dok. Satpres)

 Sebelumnya 
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian menyatakan, aksi akan dimulai pukul 1 siang. Estimasi massa aksi sebanyak 5 ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Mereka akan bergabung dengan buruh dari berbagai serikat pekerja. Menko Polhukam Mahfud MD mempersilakan masyarakat melakukan demo.

Namun, dia meminta masyarakat yang melakukan aksi mengikuti aturan. Kepada kepolisian dan semua perangkat keamanan, Mahfud meminta mereka memperlakukan pendemo dengan humanis.

Baca juga : Frisian Flag Indonesia Dukung Peternak Tingkatkan Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

“Jangan membawa peluru tajam,” pesannya, dalam video yang diterima wartawan, semalam.

Eks Ketua MK ini juga meminta semua pihak mewaspadai kemungkinan adanya penyusup. Para penumpang gelap ini bisa mencari korban untuk dijadikan martir.

Dan menimpakan kesalahan pada aparat keamanan. Dalam kesempatan berbeda, Mahfud mengatakan, berdasarkan laporan intelijen, gelombang aksi massa yang menolak UU Ciptaker akan terus terjadi di sejumlah tepat setiap hari.

Baca juga : Duh, 90 Juta Orang Bakal Jatuh Miskin

“Terus berlangsung menurut hitungan intelejen, per hari bahkan. Cuma itu jauh akan lebih menurun dari yang terjadi di 8 dan 13 (Oktober),” ujar Mahfud dikutip dari tayangan video di saluran YouTube Karni Ilyas, (19/10).

Seperti diketahui, dalam 1 tahun pemerintahan berjalan, gelombang protes kerap terjadi di sejumlah wilayah. Tercatat ada sejumlah demo besar yang akhirnya berujung bentrok.

Mulai dari demo menolak revisi UU KPK dan revisi KUHP. Puncaknya terjadi bulan ini. Tepatnya, 8 Oktober. Demo dipicu pengesahan UU Ciptaker pada 5 Oktober.

Baca juga : Indonesia Masuk 5 Negara Top Yang Mampu Tangani Covid

Aksi penolakan meluas di berbagai daerah, lebih dari 20 ribu mahasiswa dan buruh turun serempak, dengan massa yang banyak. Rusuhnya mengerikan. Pos polisi, dirusak dan dibakar.

Mulai dari pospol Monas, SarinahThamrin, hingga Tugu Tani. Daerah lain tak kalah panas. Di Surabaya, Malang, Mojokerto, dan Lumajang, juga ricuh.

Kericuhan juga terjadi di Yogyakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Aceh, Padang, Jambi, Palembang, dan Lampung. Kemudian di Tegal, Semarang, Solo, Denpasar, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Cianjur, Sukabumi, Garut, Serang, hingga Ambon. Setelahnya, demo masih berlanjut pada 13 Oktober lalu. Juga berujung ricuh. Semoga demo hari ini tertib dan aman. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.