Dark/Light Mode

Usulan Penarikan Dubes RI

Dave Laksono Ingatkan Potensi Perusahaan Asal Prancis Tutup Dan PHK Karyawan

Senin, 2 November 2020 16:28 WIB
Anggota Komisi I Dave Laksono. (Istimewa)
Anggota Komisi I Dave Laksono. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta bijak menyikapi usulan penarikan Duta Besar (Dubes) Indonesia di Prancis. Usulan itu sebagai bentuk protes sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung penerbitan kartun Nabi Muhammad.

"Kalau mau memulangkan Dubes itu jangan sampai kita nggak siap menghadapi dampak," kata Anggota Komisi I Dave Laksono di Jakarta, Senin, (2/10).

Dia menilai, penarikan Dubes memiliki dampak terhadap beberapa sektor. Di antaranya kerja sama ekonomi. Apalagi, jumlah perusahaan asal Prancis di Indonesia cukup banyak, mencapai 200 perusahaan.

Baca juga : Langgar PSBB, 70 Perusahaan Ditutup Sementara

"Ada perusahaan yang tutup dan berpotensi mem-PHK karyawan. Nah, kita udah siap belom?" ungkap dia.

Pemerintah diminta tidak perlu gegabah. Menurutnya, ada banyak cara yang lain yang bisa dilakukan Indonesia tanpa harus menarik Dubes Indonesia dari Prancis.

Beberapa cara yang bisa dilakukan yakni menyampaikan nota keberatan kepada pemerintah Prancis. Indonesia juga bisa menyampaikan protes di forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga : Dua Pekan PSBB Jakarta, 96 Perusahaan Ditutup Sementara

Dave menilai, penarikan Dubes Indonesia di Prancis tidak tepat dilakukan saat ini. Kecuali, kata Dave, Macron mengulangi lagi sikap serupa.

"Maka baru kita berpikir atau merencanakan untuk memanggil dubes," ujar dia.

Lebih jauh, Dave meyakini Macron tidak akan mengeluarkan pernyataan atau sikap yang semakin memperkeruh suasana.

Baca juga : Azis: Pidato Jokowi Ingatkan Semangat Asia-Afrika Dan GNB

Di sisi lain, Presiden Prancis ke-25 itu juga tidak akan meminta maaf atas sikap dan pernyataan yang dianggap melukai umat Islam tersebut.

"Jadi kalau dia menarik statement itu menunjukkan dia lemah. Kalau terus hajar (mengulangi) lagi maka akan memperburuk situasi," ujar dia. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.