Dark/Light Mode

Dokter Anak: Vaksinasi Upaya Pemerintah Lindungi Rakyat Dari Covid-19

Senin, 30 November 2020 09:31 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau persiapan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor. (Foto: ist)
Presiden Jokowi saat meninjau persiapan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama para pakar kesehatan terus-menerus mengkampanyekan vaksinasi atau vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat luas. 

Pasalnya, vaksinasi masih menjadi salah cara paling ampuh mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Dokter Spesialis Anak dari Yayasan Orang Tua Peduli Endah Citraresmi mengatakan, vaksinasi akan membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu. 

"Hal ini tentu berbeda dengan kekebalan alami tubuh yang muncul setelah seseorang diserang penyakit. Pada kondisi tersebut, perlu ada fase sakit dulu sampai akhirnya sembuh dan kebal," ujarnya, melalui siaran pers, Senin (30/11). 

Baca juga : Bima Arya Minta Dinkes Dan RSUD Bogor Siapkan RS Darurat Covid

Sejauh ini, Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terus berupaya meyakinkan masyarakat agar tidak takut divaksin. Sebab, vaksin sudah melewati uji klinik dan pemastian keamanan serta kemanjurannya. Sayangnya, sebagian kecil masyarakat masih ada yang enggan untuk divaksin dan masih mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar vaksin. 

Ia mengimbau kepada masyarakat, agar tidak mudah percaya pada informasi tidak benar mengenai vaksin dan imunisasi. Menurutnya, vaksin yang sudah beredar telah dipastikan keamanannya.

Karena proses produksi vaksin telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan, dimulai dari pra uji klinik pada hewan, dilanjutkan dengan tiga tahap uji klinik pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tetap dan terus memantau vaksin tersebut. Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 tahun 2018 memperlihatkan, sangat sedikit sekali kejadian ikutan pasca imunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin. 

Baca juga : Kebebasan Pers Yang Bertanggung Jawab, Senjata Ampuh Perangi Covid-19

“Laporan KIPI hanya 255 dari 35 juta dosis vaksin, dan ternyata setelah diperiksa hanya 18 kasus yang berhubungan langsung dengan imunisasi, yang lainnya adalah kebetulan," terangnya. 

Ia menjelaskan, kejadian ikutan yang paling umum terjadi pasca imunisasi adalah reaksi ringan seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan.  Reaksi ini, kata dia, alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dibandingkan dengan reaksi ringan tersebut, manfaat vaksin jauh lebih besar.

“Penyakit berat yang bisa mengakibatkan kecacatan dan kematian, kita buat vaksinnya. Itulah kenapa angka kematian balita di Indonesia jauh menurun dibanding sebelum ditemukan vaksin," akunya. 

Selama ini, kasus pneumonia di Indonesia turun karena sudah ditemukan vaksinnya. Di mana, Pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak menimbulkan kematian pada balita. 

Baca juga : Perkuat Ekosistem Digital, TapCash BNI Bantu Percepatan Penanganan Covid-19

Ia pun menegaskan, tidak ada pemerintah manapun yang mau mengorbankan warga negaranya. Bahkan, negara tetap aktif memantau keamanan vaksin untuk melindungi warganya. 

“Vaksin ini sangat penting, tidak hanya untuk anak tapi juga bagi orang dewasa dan lansia agar tetap sehat dan produktif,” tutupnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.