Dark/Light Mode

Telusuri Perusahaan Penyalur Wilayah Jabodetabek

Penyidik Cari Bukti Dugaan Pemotongan Bansos Covid-19

Selasa, 15 Desember 2020 06:50 WIB
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata. (Foto: Antara)
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencari bukti dugaan pemotongan bantuan sosial (bansos) Covid-19 di wilayah Jabodetabek.

“Kalau informasi di luar sih, wah itu dari Rp 300 ribu (per paket), paling yang sampai ke tangan masyarakat Rp 200 (ribu),” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada pers di Kantor KPK, Jakarta, kemarin.

Alex mengatakan, penyidik tengah menelusuri vendor atau perusahaan-perusahaan yang menjadi penyalur bansos wilayah ibu kota dan sekitarnya. “Kita ingin lihat sebetulnya berapa sih dari anggaran (bansos) itu yang sampai ke masyarakat,” ujarnya.

Dicurigai, vendor yang ditunjuk Kementerian Sosial untuk menyalurkan bansos itu tidak kompeten. “Siapa (yang) mendapat pekerjaan itu? Dari mana atau bagaimana dia mendapatkan pekerjaan itu? Apakah dia melaksanakan penyaluran sembako itu, atau hanya modal bendera doang, disub-(kontrak)-kan? Itu semua harus didalami,” tandas Alex.

Baca juga : Interpol Peringatkan Bahaya Pencurian Dan Pemalsuan Vaksin Covid-19

Kecurigaan mengenai pemotongan ini mencuat dalam penyidikan kasus suap penyaluran bansos Covid-19. Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan beberapa kejanggalan pengadaan bansos Covid 19.

Salah satunya, Rencana Umum Pengadaan (RUP) tidak diungkap dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

“Saya tidak menemukan RUP terkait pengadaan bansos dengan penunjukan langsung yang dilakukan Kemensos,” kata peneliti Divisi Pelayanan dan Reformasi Birokrasi ICW, Dewi Anggraeni.

Menurutnya, Kemensos juga tidak tertera dalam laman layanan pengadaan secara elektronik (LPSE). Melainkan digabung dengan Kementerian Keuangan. Walaupun demikian, ICW tidak menemukan terkait pengadaan Bansos untuk Kemensos.

Baca juga : Yang Abaikan Prokes Dan Sepelekan Covid-19 Egois

“Banyak kata kunci yang kami cari seperti pengadaan makan, Covid, tapi memang ini yang terbanyak. Dengan kata kunci pengadaan makanan siap saji tahun 2020,” katanya

Dalam rincian tender sudah selesai dengan nilai pagu sebesar Rp 12.952.500.000. Dana itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan satuan kerja yaitu Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.

Lebih jauh, dari hasil evaluasi rekanan terdapat nama PT Citra Tiga Permata (CTP) yang mengajukan penawaran Rp 12 miliar. “Nilai tersebut mendekati nilai pagu paket, kemudian penawaran terkoreksi hasil negosiasi hanya berkurang Rp 100 juta,” ungkapnya Dewi.

ICW juga tidak menemukan informasi penyedia PT Rajawali Parama Indonesia dari LPSE Kementerian Keuangan. Setelah ditelusuri, perusahaan itu disebut baru berdiri pada 4 Agustus 2020. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan besar makanan, minuman dan tembakau.

Baca juga : Bawaslu: 59 Wilayah Terindikasi Rawan Tinggi Covid

ICW menduga, Kemensos tidak melakukan identifikasi kebutuhan yang ada di lapangan. Terjadi jual beli penunjukan penyedia dan surat perintah kerja (SPK) dari PPK.

Sehingga, penunjukan penyedia tidak sesuai dengan ketentuan yaitu berpengalaman di pengadaan sejenis. Diduga, ada konflik kepentingan dalam penunjukan penyedia bansos. Perusahaan yang ditunjuk terafiliasi dengan pejabat Kemensos.

Dalam penyidikan kasus rasuah ini, KPK menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka. Ia diduga menerima uang hingga mencapai Rp 17 miliar dari dua pelaksanaan paket bansos Covid-19 di wilayah Jabodetabek.

Selain Juliari, penyidik komisi anti rasuah juga menetapkan empat orang lain, yang terdiri dari unsur penyelenggara negara dan swasta sebagai tersangka. [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.