Dark/Light Mode

Punya Vaksin Sinovac Tapi Beli Vaksin Pfizer

China, Aneh Tapi Nyata

Jumat, 18 Desember 2020 05:19 WIB
Punya Vaksin Sinovac Tapi Beli Vaksin Pfizer China, Aneh Tapi Nyata

RM.id  Rakyat Merdeka - Ini aneh, tapi nyata. China kok bisa-bisanya membeli vaksin Covid-19 buatan Pfizer. Padahal, Negeri Tirai Bambu itu, sudah punya vaksin buatan dalam negerinya, Sinovac. Bahkan, vaksin buatannya itu sudah dijual ke Indonesia.

China termasuk negara yang gencar mengembangkan vaksin Covid-19. Ada dua vaksin yang dikembangkan BUMN China; Sinopharm dan Sinovac Biotech. Selain dua vaksin itu, negera Komunis itu, juga mengembangkan vaksin Cansino untuk kepentingan militer.

Dari ketiga vaksin itu, Sinovac yang paling tenar. Sejumlah negara dari jauh-jauh hari sudah memesannya. Termasuk Indonesia. Negara lain yang juga memesan antara lain Brazil, Turki, dan Kamboja. Selain memesan, Indonesia dan Brazil ikut serta dalam uji klinis tahap III vaksin tersebut.

Meski sudah punya vaksin lokal, China rupanya masih belum puas. Mereka membeli vaksin bikinan negara lain. Dilansir dari Reuters, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group membeli vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech, yang dikembangkan bersama perusahaan AS, yaitu Pfizer. Fosun memesan 100 juta dosis untuk digunakan di China daratan.

Vaksin asal Jerman itu dianggap ampuh melawan Covid-19. Menurut data akhir uji klinis di Amerika Serikat, vaksin ini efektif 95 persen melawan Covid-19.

Baca juga : Kawal Vaksinasi, Tetap Jaga Iman, Aman Dan Imun

Jika disetujui, vaksin Pfizer akan digunakan tahun depan. Sebanyak 50 juta dosis akan datang 30 Desember, sisanya menunggu persetujuan regulator. Untuk mendatangkan vaksin ini, Fosun sudah membayar 250 juta euro.

Belum ada pengumuman apakah pemerintah China menyetujui atau tidak. Namun, November lalu, pemerintah China sudah memberikan lampu hijau agar vaksin bernama B162B2 itu, diuji klinis di China. Fosun sejak saat diumumkan memang menjadi mitra.

Sebelumnya, perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca. Rencananya, ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di China.

Kabar China beli vaksin Pfizer ini rupanya menggelitik warganet Indonesia. Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon di akun Twitter miliknya, mengungkapkan keampuhan vaksin Sinovac yang dibeli oleh Indonesia dari China. Dia meminta para ahli bicara soal ini.

“Takut ku Pak Xi Jinping disuntik Pfizer bukan Sinovac, produk bangsanya sendiri. Masak jadi kita yang disuntik Sinovac,” cuit @jansen_jsp.

Baca juga : Vaksin Buatan Sinovac Aman, Disimpan Di Envirotainer

Karena itu, ia minta pemerintah menjelaskan soal perkembangan keampuhan vaksin Sinovac. Menurut dia, sudah menjadi hak publik untuk mengetahui keampuhan vaksin tersebut.

Harapannya, pemerintah tak sia-sia mengeluarkan anggaran untuk membeli vaksin tersebut. “Jangan sampai kita pakai vaksin yang tingkat kemanjurannya kurang,” ingatnya.

Kabar China membeli vaksin Pfizer ini memang jadi topik panas di media sosial. Sebagian mengaitkan hal tersebut dengan keampuhan vaksin Sinovac.

“Kita beli pakai vaksin buatan China. Sementara China sendiri beli ke Pfizer. Aneh tapi nyata. Yang bodoh siapa ya?” kicau @bukanelon.

@Smartfit10 menduga, China kekurangan vaksin produksi dalam negeri. “Makanya beli dari Pfizer,” kicaunya. Senada disampaikan akun @agusnux. Menurut dia, 100 juta dosis kecil bagi China yang penduduknya berjumlah 1,4 miliar. “Nggak bisa negara dengan banyak penduduk cuma ngandelin satu merek vaksin,” ungkapnya.

Baca juga : Guru Besar UI: Vaksinasi Tekan Penularan Corona Dan Hemat Duit Negara

Hingga saat ini, vaksin Sinovac memang belum diketahui keamanan dan kemanjuran dari uji klinis tahap ketiga. Berbeda dengan Pfizer yang telah mengeluarkan data kemanjuran 95 persen.

Belum adanya data kemanjuran ini membuat Kamboja yang awalnya tertarik dengan vaksin asal China, kini terang-terangan menghindar. Padahal Kamboja sudah punya kerja sama dengan Sinovac.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mengatakan, negaranya tidak akan menerima vaksin yang tidak disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Kamboja bukan tempat sampah dan bukan tempat untuk uji coba vaksin,” tegasnya, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.