Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Masuk Pasar Sukawati, Iriana Sapa Warga Dan Borong Produk Lokal
- Nakes Nusantara Sehat Dievakuasi Pasca Konflik KKB Vs Aparat Di Papua Barat
- TEKAD Berkontribusi Besar Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem Di Manggarai
- Potensi Ekonomi Digital Luar Biasa, Yuk Maksimalkan Penggunaan Medsos
- Menpora Jempolin Anak Muda Antusias Ikut Pekan Olahraga Tradisional

RM.id Rakyat Merdeka - Komitmen pemerintah yang ingin memprioritaskan kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 tak tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Buktinya, anggaran kesehatan malah turun drastis. Sedangkan anggaran infrastruktur naik tajam.
Jomplangnya anggaran kesehatan dengan infrastruktur itu, dibongkar ekonom senior, Faisal Basri dalam webinar Diskusi Pakar bertajuk “Health Outlook 2021: Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia” yang disiarkan secara online, kemarin.
Baca juga : KPK Sita Dokumen Terkait Korupsi Infrastruktur Di Banjar
Acara yang digelar Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) ini menghadirkan sejumlah pakar di bidang kesehatan dan ekonomi. Selain Faisal, ada Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dan Dewan Penasihat CISDI Prof Akmal Taher.
Dalam kesempatan tersebut, Faisal kembali menyampaikan sejumlah kritik terhadap pemerintah. Salah satunya soal klaim pemerintah yang akan mengutamakan kesehatan dalam menghadapi pandemi.
Baca juga : Angkasa Pura I Pastikan Protokol Kesehatan Bandara Saat Libur Nataru
Dia bilang, klaim itu tak terlihat di APBN 2021. Dalam postur anggaran negara yang sudah diketok September lalu itu, pemerintah memangkas anggaran kesehatan menjadi Rp 169,7 triliun, atau turun dari Rp 212,5 triliun di 2020.
Menurut dia, keputusan itu diambil di tengah kondisi layanan kesehatan yang masih babak belur. “Sadarlah bahwa kita kikir terhadap anggaran kesehatan,” kata Faisal.
Baca juga : Bio Farma Siapkan Infrastruktur Digital
Faisal menyebut, anggaran kesehatan hanya 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut hanya sedikit lebih baik dari Laos. Namun, masih jauh di bawah negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Myanmar dan Filipina yang ada di kisaran 4,4 persen.
Menurut Faisal, pemotongan anggaran kesehatan itu menunjukkan pemerintah tak punya komitmen dalam menangani masalah kesehatan. Padahal, pandemi Covid-19 masih belum berakhir.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya