Dark/Light Mode

Ketum Muhammadiyah Bikin Meme

“Jika Tak Mampu Beri Solusi Jangan Bikin Rumit Negeri”

Minggu, 27 Desember 2020 07:20 WIB
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Foto: Facebook)
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir bikin tulisan panjang yang isinya menggambarkan situasi negeri saat ini. Dalam tulisan itu, Haedar meminta para elite menggunakan kekuasan untuk kebaikan. Kata dia, jika tak mampu beri solusi, jangan bikin rumit negeri.

Tulisan Haedar yang terbaru ini diunggah di website resmi Muhammadiyah, kemarin. Judulnya, “Kerumitan Dunia”.

Inti tulisan tersebut kemudian dijadikan semacam poster alias meme, lalu diunggah di akun Twitter miliknya, @HaedarNs. Dalam poster itu dikutip sebagian tulisan Haedar.

Begini bunyinya. “Dunia itu rumit. Karenanya, berhentilah merumitkan urusan keagamaan, hukum, politik, ekonomi, dan ranah dunia lainnya agar kehidupan bersama tidak semakin sarat beban. Masalah umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta makin berat karena perebutan segala kepentingan,” tulisnya.

Baca juga : Lima KSPN Jadi Solusi Jitu Pulihkan Ekonomi

“Jika tidak mampu memberi solusi, maka janganlah menambah rumit negeri. Pemeluk dan elite agama mesti hadir sebagai teladan kehidupan,” tulisnya lagi. “Tuhan mengajarkan umat menempuh jalan kemudahan dan menjauhi kesulitan (QS Al-Baqarah: 185),” tutupnya.

Sampai tadi malam, unggahan tersebut mendapat banyak tanggapan. Sebanyak 924 pengguna memberikan tanda suka. 243 lainnya, me-retweet kicauan tersebut.

Tak hanya Haedar yang mengunggah poster tersebut. Akun resmi Muhammadiyah di @muhammadiyah juga mengunggah foto serupa. Banyak juga yang merespons unggahan tersebut.

Komentarnya macam-macam. Sebagian besar setuju dengan tausiyah yang disampaikan Haedar. Seperti disampaikan @mhanifPratama. “Setuju. Yang punya jabatan dunia, yang paling mampu menambah kerumitan atau menguranginya,” tulisnya.

Baca juga : Tetap Waras, Jangan Ngeres

Meski ada juga yang bertanya-tanya apa pesan tak tertulis dari tulisan tersebut.

Dalam tulisan Kerumitan Dunia, Haedar mengulas banyak hal. Mulai dari fanatisme dalam sepakbola, radikalisme sampai terorisme. Dari sana, Haedar berbelok menceritakan dunia politik dalam negeri yang makin rumit karena sarat transaksi. Politik hanya soal siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana, yang akhirnya melahirkan liberalisasi dan oligarki.

Apa ada jalan positif bagi masa depan negeri ini? “Kaum beriman terlarang untuk pesimis dan patah harapan,” tulisnya.

Dia optimis, Indonesia akan mendapatkan masa depan yang cerah. Syaratnya, semua bermuhasabah dan bersedia berdialog bersama. Kuncinya adalah kejujuran dan visi yang benar dalam mengurus negara, disertai ikhtiar menyatukan seluruh potensi keindonesiaan.

Baca juga : MUI Dan Ma`ruf Amin Berusaha Bikin Rakyat Tenang Dan Aman

“Suatu negeri itu rusak karena ada orang yang dibiarkan bertualang mengurus segala hal, seolah dirinya paling digdaya dan pemilik legasi negara,” ungkapnya.

Karena itu, kata dia, berhentilah merumitkan urusan keagamaan, hukum, politik, ekonomi, dan ranah dunia lainnya agar kehidupan bersama tidak semakin sarat beban. Masalah umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta makin berat karena perebutan segala kepentingan.

Jika tidak mampu memberi solusi, kata dia, maka janganlah menambah rumit negeri. Berhentilah rakus dan menyalahgunakan kekuasaan. Pemeluk dan elite agama mesti hadir sebagai tela_dan kehidupan.

“Jadi, jangan bikin dunia makin rumit dan sulit. Ketika berkuasa, gunakanlah untuk kebaikan dan tidak disalahgunakan. Kedigdayaan manusia itu fana. Ingatlah, di atas kuasa manusia terdapat kuasa Allah yang absolut,” tukasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.