Dark/Light Mode

Mega Nanduk Lobstergate, Susi Girang Banget

Jumat, 8 Januari 2021 07:50 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. PDIP)
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. PDIP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Obrolan lobstergate sebenarnya sudah mulai mendingin. Tapi, kemarin, isu ini kembali dipanaskan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Mega menyerang kebijakan lobstergate yang menjerat Edhy Prabowo, eks Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga Wakil Ketua Umum Gerindra itu. Namun, Mega langsung mendapat serangan balik bansosgate yang menyeret Juliari Batubara, eks Mensos yang juga menjabat Wakil Bendahara PDIP.

Serangan Mega itu dilontarkan saat menjadi pembicara dalam diskusi yang diselenggarakan DPP PDIP, kemarin. Awalnya, dia menyoroti kelestarian sumber daya alam dalam negeri. Masyarakat dimintanya untuk terus menjaga kelestarian alam. Nah, setelah itu, omongannya langsung nyangkut ke lobstergate.

Baca juga : Awas, ASN Ikut Organisasi Terlarang Langsung Dipecat

“Lautannya diobrak-abrik, yang namanya hanya karena masalah benur. Aduh, aku tuh kan lihat benurkan sudah halus, anak lobster, kecil, paling besarnya segini nih,” ucap Mega, mereka-reka ukuran benur dengan telunjuk dan ibu jarinya. “Bening dia,” imbuhnya.

Mega khawatir, dengan dibukanya keran ekspor benih lobster, kelestarian lingkungan hidup, khususnya biota laut, terancam di masa depan. Ketimbang ekspor benih lobster, dia menyarankan pemerintah mengedepankan budidaya lobster dengan teknologi mutakhir.

“Saya sampai mikir, kenapa ya, maksud saya, hanya karena uang, kita berikan milik kita sendiri? Sedih saya, betul sedih,” keluh “ibu banteng” itu.

Baca juga : Gaming Online Bisa Jadi Alternatif Isi Liburan Di Rumah

Saat Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat Susi Pudjiastuti, pemerintah melarang penjualan benih lobster ke negara lain. Penjualan baru boleh dilakukan saat lobster telah dewasa. Keran ekspor benur baru dibuka saat Edhy menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Beberapa bulan setelah membuat kebijakan itu, Edhy ditangkap tangan KPK. Komisi pimpinan Firli Bahuri cs itu mengendus adanya praktik suap dalam perizinan ekspor benur.

Pernyataan Mega itu sontak mendapat reaksi dari warganet. Ada yang mendukung. Ada yang nyinyir. Salah satunya datang dari aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan.

Baca juga : AP II Layani Test Antigen Gratis Ke 1.000 Orang Di Bandara Soetta

Gus Umar, sapaan akrabnya, balik menyerang Mega soal korupsi bansos yang dilakukan kadernya, Juliari Batubara saat menjadi Menteri Sosial. “Duit bansos Covid-19 diobrak-abrik oleh kader anda. Nggak malu apa bicara korupsi serang kader anda koruptor kelas jahannam. #Mikir,” kritik @UmarHasibuan75.

Juliari sebagai Mensos disebut KPK menerima uang fee dari rekanan dari proyek bansos sembako. Di antaranya, Ardian IM dan Harry Sidabuke. Besaran fee-nya, Rp 10 ribu dari setiap paket bansos yang bernilai Rp 300 ribu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.