Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Suap Bansos, KPK Geledah Dua Rumah Di Jakarta

Selasa, 12 Januari 2021 18:21 WIB
Gedung KPK. (Foto: ist)
Gedung KPK. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penggeledahan terkait perkara suap proyek bantuan sosial (bansos) yang menjerat eks Menteri Sosial Juliari P Batubara. 

Kali ini, tim komisi antirasuah menggeledah dua rumah di Jakarta. "Pertama rumah di Jl. Raya Hankam Cipayung, Jakarta Timur, dan kedua, Perum Rose Garden, Jatikramat, Jati Asih, Kota Bekasi," ujar Plt Jubir KPK Ali Fikri lewat pesan singkat, Selasa (12/1).

Didesak wartawan, Ali tak mengungkapkan, rumah siapa saja yang digeledah itu. "Proses penggeledahan saat ini masih berlangsung," imbuhnya. Ali berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut setelah kegiatan itu selesai. 

Sebelumnya, KPK sudah menggeledah beberapa tempat selama beberapa hari terakhir. Senin (11/1), tim menggeledah kantor PT Mesail Cahaya Berkat dan PT Junatama Foodia di Jakarta. 

Baca juga : Kasus Suap Bansos, KPK Kembali Geledah Dua Kantor Di Jakarta

Dari dua tempat itu, penyidik mengamankan beragam dokumen yang berhubungan dengan penyediaan bantuan sosial (bansos) Jabodetabek tahun 2020 yang digarap dua perusahaan itu. 

Sebelumnya, Jumat (8/1), tim KPK melakukan penggeledahan di kantor PT ANM dan PT FMK di Gedung Patra Jasa, Gatot Subroto, Jakarta Selatan.  

Dari penggeledahan tersebut ditemukan dan diamankan berbagai dokumen. Di antaranya terkait kontrak dan penyediaan sembako yang didistribusikan untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. 

Dalam kasus ini, komisi antirasuah menetapkan lima tersangka. Kelimanya adalah eks Menteri Sosial Juliari Batubara, dua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kemensos, Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, serta dari pihak swasta Ardian IM dan Harry Sidabuke.

Baca juga : KPK Geledah Kantor PT MCB dan PT Junatama Foodia

KPK menyebut Juliari menerima uang fee dari rekanan dari proyek bansos sembako.

Fee disepakati sejumlah Rp 10 ribu dari setiap paket bansos yang bernilai Rp 300 ribu. 

Pada pelaksanaan paket Bansos sembako periode pertama, terkumpul fee senilai Rp 12 miliar. Matheus kemudian membaginya secara tunai ke Juliari senilai Rp 8,2 miliar. 

Uang tersebut kemudian dikelola oleh Eko dan Shelvy N, sekretaris di Kemensos yang juga orang kepercayaan Juliari. 

Baca juga : Kasus Suap Izin Ekspor Benur, KPK Panggil Bupati Kaur Gusril Pausi

Sementara untuk periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako, terkumpul uang fee dari bulan Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020 sejumlah sekitar Rp 8,8 miliar. Uang total Rp 17 miliar itu digunakan Juliari untuk kepentingan pribadinya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :