Dark/Light Mode

Bikin Rakyat Parno

Hoaks Vaksin Corona Masih Saja Merajalela

Senin, 25 Januari 2021 07:24 WIB
Iliustrasi hoaks soal vaksin Corona. (Foto: Ilustrasi/Rakyat Merdeka)
Iliustrasi hoaks soal vaksin Corona. (Foto: Ilustrasi/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Juru bicara penanganan Covid-19 Palembang, Yudhi Setiawan menerangkan, dokter tersebut menerima suntikan vaksin Sinovac, Kamis (21/1), sehari sebelum ditemukan meninggal. Namun, 30 menit usai disuntik vaksin Corona, korban disebut tak menunjukkan reaksi apapun. “Penyebab kematian dokter JF bukan akibat vaksin, tapi sakit jantung sesuai hasil pemeriksaan forensik. Kami imbau tenaga kesehatan tidak takut divaksin,” kata Yudi.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi mengaku sudah mendegar kabar tersebut. Ia memastikan, penyebab kematian bukan karena vaksin, soalnya tak ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terkait meninggalnya dokter di Palembang tersebut. “Tapi bukan laporan KIPI ya. Enggak (berkaitan dengan vaksin),” kata dr Nadia, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Nadia menjelaskan, pihaknya masih menunggu laporan resmi terkait ke jadian ini. Informasi awal yang di terima disebutkan ada tanda-tanda ke kurangan oksigen. “Dan ini bukan merupakan gejala dari KIPI vaksin,” lanjutnya.

Nadia tak menampik, kabar dokter tersebut meninggal langsung tersebar dan kemudian menjadi hoaks. Lantaran banyak pihak yang menyimpulkan kematian dokter tersebut akibat vaksin. Akhirnya, kabar itu membuat masyarakat menjadi ragu untuk meng ikuti vaksinasi Covid-19. “Berita ini kemudian membuat kita salah mengartikannya, bahkan bersifat hoaks,” kata Nadia.

Baca juga : Dovi Yakin Rossi Masih Bisa Juara

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes ini menegaskan, vaksin Sinovac itu manjur dan aman. Ini sesuai dengan keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sudah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah memberi fatwa halal vaksin tersebut.

Nadia mengajak masyarakat untuk tidak percaya dengan berita hoaks. Nadia memastikan, upaya vaksinasi adalah demi menjamin kesehatan masyarakat dari virus Corona. “Presiden, bahkan secara langsung menerima vaksin tersebut. Maka sudah bisa dipastikan bahwa vaksin yang kita gunakan ini adalah vaksin yang bermutu dan aman,” ucap Nadia.

Ia berharap, masyarakat tidak ragu mengikuti vaksinasi Covid-19. Sebab dengan vaksinasi dapat menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 hingga 65 persen. “Jadi dengan kondisi ini, kita seharusnya mau menerima vaksin supaya kita bisa melindungi diri kita dan orang di sekitar,” katanya.

Terkait efek samping vaksin, Ketua Komnas KIPI Dr Hindra Irawan Satari, SpA(K) memberi penjelasan. Kata dia, vaksin memang ada efek sampingnya. Bahkan kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik.

Baca juga : Makan Bersama Bawa Malapetaka

Apa artinya? Anafilaktik adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Syok Anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat. Namun, ia memastikan reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

Dari satu juta dosis, terjadi sebanyak 1 atau 2 kasus. Selain disebabkan vaksin, reaksi Anafilaktik juga bisa terjadi akibat faktor lain. “Anafilaktik dapat terjadi terhadap semua vaksin, terhadap antibiotik, terhadap kacang, terhadap nasi juga bisa, terhadap zat kimia juga bisa,” kata Hindra, kemarin.

Di tempat terpisah, Mabes Polri menegaskan, bakal menyelidiki munculnya informasi palsu atau hoaks terkait vaksin Covid-19. Belakangan memang ba nyak beredar informasi palsu tentang vaksin yang meresahkan masyarakat. Beberapa hoaks yang muncul menyebut di antaranya vaksin tersebut ditanam chip yang bisa melacak masyarakat yang telah menerima vaksin. Hal itu dipastikan hoaks oleh Satgas Covid-19.

Kemudian, adanya informasi palsu soal meninggalnya Danramil Kebomas Gresik usai disuntik vaksin Covid-19. Lalu ada juga soal vaksin tersebut da pat membesarkan alat kelamin.

Baca juga : Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Vaksinasi Tewaskan Kasdim 0817 Gresik

Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap proses vaksi nasi Covid-19 dalam skala nasional. Proses itu dilakukan dari proses distribusi hingga pelaksanaan. “Iya akan selidiki hoaks soal vaksin Covid-19,” janji Argo. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.