Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
KPK: 400 Ribu Amplop Suap Tak Terkait Pilpres
01 Husnuzon, 02 Suuzon
Sabtu, 30 Maret 2019 06:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - KPK sudah memastikan uang 8 miliar dan tumpukan 400.000 amplop suap yang akan dipakai serangan fajar oleh anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso, tidak terkait Pilpres. Namun, kubu 02 tetap mencurigainya. Mereka memilih suudzon (berburuk sangka). Sedangkan kubu 01 mempercayai KPK. Mereka memilih husnuzon (berbaik sangka).
Bowo ditetapkan sebagai tersangka kasus kerja sama pengangkutan bidang pelayaran, lantaran menerima suap sebesar Rp 310 juta dan 85.130 dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar, dari Marketing Manajer PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti.
Suap ini diberikan sebagai bagian dari komitmen fee, lantaran Bowo membantu PT Humpuss Transportasi Kimia mendapatkan kembali kontrak kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) . Selain dari PT HTK yang merupakan cucu perusahaan Humpuss Grup milik Tommy Soeharto, Bowo juga diduga menerima suap dan gratifikasi dari sejumlah pihak lain, yang totalnya mencapai Rp 8 miliar.
Baca juga : Bowo Sidik Kumpulkan Uang Rp 8 M Dalam 84 Kardus Sejak 2018
Uang itu disita KPK dari kantor PT Inersia di Salihara, Pejaten. Uang itu dikonversi menjadi pecahan Rp 50 ribu dan Rp 20 ribu. Kemudian, dikemas dalam 400 ribu amplop dan disimpan dalam 84 kardus, seukuran kardus air mineral.
KPK menyebut, uang itu rencananya digunakan Bowo untuk serangan fajar pada Pemilu 2019. Politikus Golkar itu kembali mencalonkan diri dalam Pemilu 2019 di Dapil Jawa Tengah II.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba berhembus isu bahwa ada cap jempol yang merupakan simbol salah satu pasangan capres-cawapres dalam amplop-amplop tersebut. Kecurigaan kian muncul, lantaran KPK menolak permintaan wartawan menunjukkan amplop yang berada di dalam kardus.
Baca juga : Migrant Care Desak Capres Bahas Perlindungan Pekerja Migran
Penyidik hanya menunjukkan uang senilai Rp 89,4 juta dalam pecahan Rp 100 ribu dan dolar AS. Uang yang merupakan pemberian ketujuh dari PT HTK itu, disita dari tangan Indung, Staf PT Inersia.
Indung yang merupakan orangnya Bowo, baru saja menerima uang dari Asty Winasti. Usai konferensi pers Kamis (28/3) malam lalu, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan memastikan, uang dalam 400 ribu amplop itu tidak terkait Pilpres. Tak ada juga cap jempol.
"Apa ada cap jempol? Kita pastikan tidak. Hasil pemeriksaan tim kita, dia katakan uang sama tujuan serangan fajar, itu pengakuan dari dia untuk kepentingan dia karena ingin calonkan diri ke DPR," tegas Basaria. JuJu
Baca juga : KPK Terus Dalami Uang Rp 84 M Dalam 84 Kardus Milik Bowo
Jubir KPK, Febri Diansyah yang mendampingi Basaria dalam konferensi pers mengatakan, amplop yang disita itu dalam kondisi sudah diberi lem alias tertutup rapat. Tak bisa ditunjukkan, karena khawatir akan mengubah atau merusak barang bukti.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya