Dark/Light Mode

Vaksin Covid Terawan Disebut Bisa Tahan Seumur Hidup

Dicky Budiman: Jangan Sembarangan Klaim, Harus Hati-hati

Kamis, 18 Februari 2021 16:45 WIB
Ahli Epidemiologi Griffith University, Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)
Ahli Epidemiologi Griffith University, Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ahli Epidemiologi Griffith University, Australia Dicky Budiman angkat bicara soal vaksin Covid-19 Nusantara berbasis sel dendritik, yang antara lain dimotori oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Tim uji klinis vaksin tersebut mengklaim, vaksin Nusantara dapat menciptakan antibodi atau kekebalan tubuh yang mampu bertahan seumur hidup.

Baca juga : Sebelum Disuntik Vaksin Covid-19, Istirahat Yang Cukup Dan Jangan Cemas

"Saya kira, klaim seperti itu terlalu dini. Kita harus belajar ya. Dalam riset, yang namanya klaim harus ada dasarnya. Apalagi, kalau kita bicara soal vaksin Covid, yang katanya bisa untuk semua jenis strain. Ini jadi pertanyaan besar. Vaksin yang ada saat ini saja, kita belum tahu bakal bertahan berapa lama," papar Dicky kepada RM.id, Kamis (18/2).

"Riset pertama infeksi Covid-19 terkontrol pada manusia ini kan baru ada di Inggris, dengan menyuntikkan beberapa jenis vaksin. Jadi, harus hati-hati dalam mengklaim.Tidak bisa sembarangan," imbuhnya.

Baca juga : Dicky Budiman: Sangat Mungkin Ada Strain Covid Baru Made In Indonesia

Dicky menjelaskan, sel dendritik memang merupakan jenis antigen yang sangat kuat. Serta cukup powerful dalam menginduksi atau merangsang respon spesifik antigen sel T untuk pertahanan tubuh.

"Sel dendritik ini sebetulnya sudah pernah diperkenalkan sebagai strategi terapi terhadap pasien kanker. Mekanisme dengan sel dendritik yang berbasis imunoterapi, memang relatif aman. Pada kasus kanker, pengobatan berbasis sel dendritik terbukti berpotensi mampu menguatkan respon imun anti kanker atau tumor. Serta memperpanjang harapan hidup pasien kanker," terang Dicky.

Baca juga : Pemerintah Nggak Sembarangan Kasih Izin Masuk

"Tapi, kalau untuk vaksin Covid, nanti dulu. Kita harus melihat perkembangan risetnya. Cukup banyak riset vaksin Covid yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal. Intinya, kita harus tetap dalam konsep akademis, kritis, dan realistis," tegasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.