Dark/Light Mode

Vaksin Untuk Anak-anak Belum Ada

Bos KPAI Tidak Mendukung Sekolah Digelar Tatap Muka

Sabtu, 20 Maret 2021 05:40 WIB
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, dalam talkshow RM.id bertajuk “Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli, Apa Persiapan Kita?” (19/3). (Foto : RM.id).
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, dalam talkshow RM.id bertajuk “Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli, Apa Persiapan Kita?” (19/3). (Foto : RM.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah berencana menggelar kembali pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, vaksinasi terhadap guru bukan alasan untuk membuka sekolah. Tapi, membuka sekolah karena sekolahnya memang sudah siap.

Hal ini disampaikan Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, dalam talkshow RM.id bertajuk “Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli, Apa Persiapan Kita?”, kemarin.

Baca juga : Semoga Menkes Tak Salah Langkah

Menurutnya, meski guru su­dah divaksin, tetapi murid-mu­ridnya tidak. Sementara untuk membentuk kekebalan kelom­pok, sebanyak 70 persen popu­lasi harus sudah divaksin. Di Indonesia, rasio guru dan murid sangat jauh. Biasanya, 1.000 murid hanya ditangani 70 guru. “Sementara vaksin anak belum ada,” ujarnya.

Menurut Retno, kalau mau membuka sekolah, maka kesia­pan sekolah yang mesti diperha­tikan. Berdasarkan pemantauan KPAI terhadap 49 sekolah di 21 kabupaten/kota di delapan provinsi selama Juni-Desember 2020, hanya 16,3 persen sekolah yang sudah siap. Sisanya, 83,7 persen belum siap.

Baca juga : Siap-siap, Ini Reaksi Tubuh Usai Vaksinasi Covid-19

Indikator kesiapan seko­lah yang dirumuskan KPAI di antaranya kesiapan infrastruktur dalam adaptasi kebiasaan baru yang sesuai protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Sekolah harus memiliki tem­pat cuci tangan dengan sabun yang selalu tersedia. Rasionya 1:1. “Kalau punya rombongan belajar 29, ya harus ada 29 was­tafel,” tuturnya.

Baca juga : Warga Yang Mudik Nggak Usah Bawa Oleh-oleh Corona

KPAI juga mengusulkan, anak-anak harus diarahkan untuk mencuci tangan tiap satu jam. Sebab, anak-anak akan meme­gang banyak benda di sekolah. Gagang pintu, misalnya.

Kemudian, indikator kedua adalah kesiapan penerapan stan­dard operational procedure (SOP) yang telah dirumus­kan KPAI. Ada 15 SOP. Retno bilang, dari 15 SOP itu, rata-rata yang disiapkan sekolah hanya tiga. Yakni, SOP kedatangan, di kelas, dan pulang. “Padahal KPAI memikirkan, kalau anak datang ke sekolah pakai angku­tan umum gimana?” ucap Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.