Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jalan Panjang Doni Mencintai Alam Dan Komitmen Kuat Menjaga Kelestariannya
Sabtu, 27 Maret 2021 10:31 WIB
Sebelumnya
Beberapa pejabat tinggi negara dan kepala daerah sempat berkunjung ke kebun bibit Budiasi, termasuk Presiden Jokowi, saat menjabat Gubernur DKI Jakarta pada Januari 2014.
"Tahun 2017, ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Maluku, beliau sempat menyinggung soal kebun bibit. Saya jelaskan bahwa kebun bibit masih ada bahkan sudah berkembang, Presiden Jokowi juga meminta saya membuatnya di Maluku," tutur Doni.
Pria kelahiran 10 Mei 1963 itu pun mengungkap ikhwal ketertarikannya dengan trembesi.
Baca juga : Jangan Takut Divaksin, Sinovac Dan AstraZeneca Sama Baiknya
"Ketika bertugas di Paspampres mulai tahun 2001 dari era kepemimpinan Presiden Gus Dur, Ibu Megawati, hingga Bapak SBY, saya banyak berkunjung ke berbagai daerah. Saya amati, di sekitar bangunan pemerintah peninggalan Belanda, setidaknya ada tiga jenis pohon yaitu: Trembesi, Asam, dan Beringin," kata Doni.
Ketertarikan Doni pada trembesi diperkuat dengan hasil penelitian Dr. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan IPB, yang mengatakan bahwa pohon trembesi adalah penyerap polutan terbaik.
Satu pohon Trembesi yang lebar kanopinya telah mencapai 15 m, mampu menyerap polutan atau gas CO2 sebanyak 28,5 ton per tahun.
Baca juga : Wakil Ketua KPK Minta Kepala Daerah di Kepri Konsisten Benahi Tata Kelola
Pohon ini termasuk jenis tanaman die hard. Dapat tumbuh di tempat yang tandus dan di tempat yang lembab atau basah, di daerah tropis yang tumbuh hingga ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Sangat cocok untuk penghijauan kota.
"Selain trembesi, saya juga membudidayakan pohon endemik langka Indonesia lainnya seperti ulin, eboni, torem, palaka, rao, cendana, dan pule yang sudah sulit ditemukan," ujar Doni.
"Pohon palaka saya jumpai di Maluku. Usia pohonnya diperkirakan 400 tahun, dengan keliling banir sekitar 30 rentang tangan orang dewasa, dan ketinggiannya mencapai 40 meter. Demikian juga pule, saya temukan di Markas Lantamal Ambon. Diameter batangnya lebih dari 3 meter. Dengan ketinggian sekitar 30 meter," imbuhnya.
Baca juga : Jelang Tahun Ajaran Baru, Usia Anak Menjadi Polemik Tahunan
Besar kemungkinan, pohon ini menjadi salah satu saksi sejarah kejadian gempa dan tsunami, yang melanda Ambon pada tahun 1674, sesuai dengan tulisan Rumphius.
"Berkat pengetahuan tentang tanaman, saya banyak terbantu ketika ditugaskan sebagai Kepala BNPB," kata Doni.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya