Dark/Light Mode

Kehidupan Pensiunan Jenderal (1)

Kivlan Zein: Mau Ganti Mobil, Berat Belinya...

Jumat, 30 November 2018 08:49 WIB
Mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein. (Foto: Istimewa)
Mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kivlan Zein adalah purnawirawan TNI-AD. Dia pernah memegang jabatan sebagai Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Kivlan bersama istri tinggal di Perumahan Gading Griya Lestari, Blok H1 No. 51, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Rumahnya baru saja selesai direnovasi. Posisi rumah yang berada di Jalan Anoa Lestari I ini memiliki luas tanah 180 meter persegi. Rumah ini berlantai dua. Di lantai satu terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, dan dapur. Sementara, di lantai dua ada juga beberapa kamar yang di depannya terdapat teras.

Rumah Kivlan bercat krem, meski di beberapa bagian dicat coklat tua. Jendelanya didominasi warna putih. Dari luar, bangunan ini berkonsep minimalis. Tak jauh dari rumahnya, ada lapangan tenis yang sudah mulai tak terawat. Kivlan mengaku rumahnya dibangun, setelah dia mendapatkan bonus uang tunai dari Mabes TNI pasca menjadi negosiator pembebasan sandera 18 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf pada 2016.

Namun, dia enggan menyebutkan berapa nominal yang didapat. Sebelum punya rumah yang sekarang, Kivlan mengontrak rumah yang masih satu komplek dengan rumahnya sekarang.

Kivlan bercerita sedikit. Dulu, dia pernah punya rumah. Rumah itu pemberian seseorang. Namun, harus dijual untuk suatu keperluan. "Saya selama ini nggak pernah beli rumah atau tanah dari gaji," katanya.

Baca juga : Sidang Eni Dikebut, Ada Apa Pa Hakim?

Selain di Jakarta Utara, Kivlan memiliki tanah seluas 9.000 meter persegi di daerah Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Di sana, dia membangun rumah sederhana dengan bambu. Dia mengizinkan tanah tersisa yang belum dibangun, untuk dikelola masyarakat sekitar sebagai lahan perkebunan. Dibikin juga area untuk berkemah atau pelatihan.

"Bisa buat kemping, pelatihan atau mau buat pengajian juga bisa. Tidak dipungut biaya. Terakhir, Brimob juga sempat latihan di sana," beber Kivlan yang mengaku, dulu tanah tersebut dibeli seharga Rp 5 ribu per meter.

Kivlan mengaku, setelah pensiun tahun 2001, pendapatannya sempat turun drastis. Ketika masih aktif di TNI, dia mendapat Rp 900 ribu per bulan. Begitu pensiun langsung turun menjadi Rp 250 ribu per bulan.

"Nggak dapat tunjangan jabatan, lauk pauk, bensin, dan segala macam. Tapi, Ahamdulillah. Ketika era Gus Dur, gaji pensiunan dinaikkan menjadi Rp 900 ribu, dan sekarang sudah menjadi Rp 4.250.000," ungkapnya.

Kendati begitu, Kivlan bersyukur karena masih ditempatkan pada perusahaan milik TNI AD, PT Tri Usaha Bhakti (Truba), sebagai Komisaris Utama dari tahun 2001 hingga 2005. Dari perusahaan itu dia mendapat gaji Rp 5.250.000.

Baca juga : KPK Curigai Perubahan Perda Tata Ruang Bekasi

Setelah 2005, dia harus banting tulang lagi, karena posisinya di PT Truba sudah selesai dan digantikan oleh purnawirawan lainnya. Kivlan mencoba meniti usaha di bidang properti kecil-kecilan bersama anak dan menantunya di wilayah Malang, Jawa Timur hingga saat ini. Awal usaha, dia akui bisnis properti menggiurkan. Tapi sekarang, turun  drastis.

Selain itu, Kivlan memiliki pekerjaan sebagai Dosen Ilmu Politik di Institut Agama Islam Az-Zaytun Indonesia,  bersama istrinya yang mengajar Ilmu Sosial sejak 2013.

Kuliah S-2 di Universitas Indonesia (UI) selama menjabat di PT Truba, dijadikan modal untuknya mengajar Ilmu Politik. Sebagai dosen, dia bersama istri mendapatkan penghasilan. "Saya dan istri mendapatkan masing-masing sekitar Rp 4 juta. Jadi gaji pensiunan saya pegang buat beli-beli pulsa dan lain-lain. Gaji sebagai dosen dipegang Ibu," ucapnya.

Soal kendaraan yang dimiliki, Kivlan pernah setia bersama Daihatsu Taft, yang menemaninya sejak masih aktif menjadi TNI hingga tahun 2005. Kemudian Kivlan menggantinya dengan Toyota Innova, yang dipakainya hingga saat ini.

"Kalau ganti mobil lagi, sudah berat belinya," tutur pria yang masih sering mengendarai mobil sendiri dari Jakarta-Indramayu, untuk mengajar sebagai dosen Ilmu Politik di Institut Agama Islam Az-Zaytun Indonesia.

Baca juga : Eksepsi Ditolak, Lucas Bertindak

Selain mobil, di rumahnya juga ada motor Honda Beat generasi pertama warna merah. Tidak ada kendaraan lainnya yang terparkir di garasi. Memang, ukuran garasi hanya bisa memuat satu unit mobil dan satu unit motor saja.

Menurut Satpam Komplek Munawarman, Kivlan orang yang sederhana dan bergaul dengan masyarakat. "Seperti bukan orang berpangkat saja kalau sama tetangga. Beliau juga aktif ke masjid," katanya. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.