Dark/Light Mode

Bisnis Anak Presiden (2/Selesai)

Lahir Di Jakarta, "Sang Pisang" Makmurnya Di Cikini

Kamis, 29 November 2018 08:09 WIB
Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, memamerkan salah satu menu andalan Sang Pisang, Double X Cheese. (Foto: IG @sangpisang2017)
Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, memamerkan salah satu menu andalan Sang Pisang, Double X Cheese. (Foto: IG @sangpisang2017)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah bukan rahasia lagi, dua putra Presiden Jokowi: Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep memilih jalur bisnis biasa-biasa saja. Tidak tergiur proyek pemerintah. Tapi, seperti apa nasib bisnisnya saat ini? Melejit, mandeg, atau mundur?

Berikut liputannya: Kaesang Pangarep, anak bontot Jokowi, mengikuti jejak sang kakak berbisnis kuliner. Jenisnya pun sama, camilan. Kalau Gibran memilih martabak, Kaesang memilih pisang nugget. Dia beri merk, Sang Pisang.

Usaha ini dirintis Kaesang sejak 19 Desember 2019. Pertama kali, dia membuka dan meresmikan outlet pertamanya di ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Berbeda dengan Gibran yang mengawalinya di kota Solo, kota kelahiran bapaknya. Rupanya, Kaesang bekerja sama dengan salah satu temannya, Ari, yang berdomisili di Jakarta.

Ini yang menjadi alasannya membuka gerai pertamanya di kawasan Jakarta Pusat. Selain di ITC Cempaka Mas Jakarta, Sang Pisang yang mengusung tagline Naget Pisang Kesayangan ini punya 4 cabang lain di ITC Kuningan, PGC Cililitan, ITC Mangga Dua, dan Cikini.

Baca juga : Semalam Laku 200 Loyang, Omset Markobar Rp 30 Juta

Yang disebut belakangan, menumpang di outlet Markobar milik Gibran. Kata Kaesang, biar lebih irit. Soalnya, satu kontainer itu harganya mencapai Rp 60 juta. Di Cikini pula, Sang Pisang membukukan penjualan terbesar ketimbang di 4 cabang lainnya. Sehari, outlet yang berisi 4 pegawai ini menghabiskan 170 box. Satu box berisi 10 nugget pisang.

Kalau dihitung, ini menghabiskan hampir 5 box besar. 5 box besar ini berisi 350 potong pisang. Kaesang pernah mengklaim, setiap hari, gerai Sang Pisang rata-rata bisa menghabiskan dua box besar pisang. Ini artinya, outlet Cikini melampaui dua kali lipat rata-rata. Omsetnya sehari sedikitnya Rp5 juta. "Ini terbesar di cabang Jakarta," ungkap Selli Herawati, pegawai Sang Pisang Cikini. "Kenaikannya signifikan dalam tiga bulan terakhir," imbuhnya.

Jumlah ini relatif stabil sejak Kaesang meresmikan outlet itu bersama Gibran pada 11 Maret 2018. "Waktu itu Mas Kaesang dan Mas Gibran tukeran. Mas Kaesang memberi topping Markobar, sementara mas Gibran memberi topping Sang Pisang," kenang Selli.

Dengan harga yang dibanderol cukup bersahabat, Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per box, nugget pisang Kaesang ini cukup laris manis diserbu pembeli. Tersedia berbagai pilihan rasa seperti chocolate, green tea, vanilla, tiramisu, strawberry, blueberry, avocado dan taro. Sementara toppingnya, bisa memilih almond, koko krunch, cheese sprinkle, melon sprinkle, milo dan oreo.

Baca juga : Ikut Tes CPNS, Jojo Cs Stres

Rasanya, oke punya! Berbeda dengan nugget pisang lainnya, nugget pisang Sang Pisang betul-betul terasa nugget, macam ayam. Teksturnya lembut. Ketika kali pertama menggigit varian avocado-almond, toppingnya meleleh di langit-langit mulut. Manisnya pas. Sementara di ITC Kuningan, Kapten Outlet Sang Pisang, Martin Luther Silalahi menyebut, penjualannya tak sebagus di Cikini atau Cempaka Mas yang menduduki urutan kedua penjualan terbanyak di Jakarta. Dalam sehari, outlet ITC Kuningan ini hanya mampu menjual 40 kotak. "Omsetnya hanya sekitar Rp 800 ribu," ujar Martin. "Ramenya hanya pada jam-jam tertentu. Misalnya istirahat makan siang, sama jam pulang kantor," imbuhnya.

Kenapa bisa sedikit? Rupanya, outlet ini sempat ditutup selama sekitar 5 bulan. Jadi dulunya, outlet ini adalah franchise alias waralaba. Pemiliknya, entah karena alasan apa, menutup outlet ini. Pada 3 November lalu, outlet yang sudah kembali dikelola Kaesang, baru buka kembali. "Jadi, mungkin banyak yang belum tahu. Dikiranya sudah tutup," ujar Martin.

Dulu, Kaesang datang meresmikan outlet ini. Martin pun berharap, jika ada waktu, Kaesang bisa datang lagi. Dengan begitu, orang-orang tahu bahwa outlet Sang Pisang di ITC Kuningan masih ada. "Selain itu, ada bos, semangat kita jadi naik," ucapnya.

Martin sendiri meyakini, jika ada waktu, Kaesang mau datang. Menurutnya, Kaesang beberapa kali datang ke sebuah outlet Sang Pisang. Dia ke dapur dan menyapa karyawan. Martin mengaku mengagumi Kaesang, yang berani membuka usaha tanpa embel-embel nama bapaknya. Bahkan, setahu dia, membuka Sang Pisang saja, Kaesang tidak meminta modal kepada Jokowi.

Baca juga : Ayah Meninggal, Zumi Zola Diizinkan "Libur" Sehari

Kaesang sendiri memang menuturkan bahwa modal awal yang dikeluarkannya, sepenuhnya berasal dari tabungan. Simpanan uangnya itu ia dapatkan sebagian dari monetisasi YouTube dan endorsement produk. Kaesang, 23 tahun, memang ngetop karena vlog dan unggahannya di media sosial. Sifat tidak sombong ini bisa jadi turunan dari ayahnya.

Kata Martin, Jokowi, juga tidak kalah rendah hatinya. Saat lebaran, eks Wali Kota Solo itu datang ke Kantor Pusat Sang Pisang yang berada di wilayah Jakarta Pusat. "Itu orang-orang kantor keluar semua. Karyawan dapat bingkisan Lebaran dari Pak Jokowi.Isinya beras, dan lain-lain. Ramai, heboh. Sama manajemen, kru-kru karyawan foto-foto," bebernya.

Soal berapa total outlet atau gerai Sang Pisang di seluruh Indonesia, baik Martin maupun Selli mengaku tak tahu. Soalnya, Kaesang sendiri berencana membuka dua outlet per bulan. Totalnya, 300 outlet per tahun. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.