Dark/Light Mode

Minta Maaf Ke Said Aqil & Yenny

Nadiem Di Jalan Yang Benar

Jumat, 23 April 2021 07:22 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim dan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj pamer kemesraan, di Kantor PBNU, Jakarta, kemarin. (Foto: Instagram/nadiemmakarim)
Mendikbud Nadiem Makarim dan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj pamer kemesraan, di Kantor PBNU, Jakarta, kemarin. (Foto: Instagram/nadiemmakarim)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim gerak cepat menyelesaikan masalah tak adanya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia. Kemarin, mantan bos Gojek ini menemui Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj dan putri Gus Dur, Yenny Wahid untuk meminta maaf. Dengan langkah ini, Nadiem sudah berada di jalan yang benar.

Nadiem tiba di Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, pukul 14.38 WIB. Begitu tiba, dia langsung menuju lantai tiga dan masuk ruang pertemuan. Di sana, Kiai Said, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, dan Yenny Wahid, sudah menunggu. 

Usai pertemuan, Nadiem mengakui, kunjungannya ke PBNU untuk meluruskan polemik terkait hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kemendikbud. "Kesempatan ini untuk bisa meluruskan isu ini, walaupun ini disusun, dirancang, sebelum saya menjadi menteri," ujarnya.

Baca juga : Mas Nadiem Di Bawah Lindungan Ibu Banteng

Nadiem menerangkan, Kamus Sejarah Indonesia yang tidak memuat nama KH Hasyim Asy’ari itu disusun pada 2017, jauh sebelum dirinya menjadi menteri. Meski begitu, Nadiem tetap meminta maaf kepada PBNU. Ia juga berjanji akan bertanggung jawab, serta mengoreksi Kamus Sejarah Indonesia tersebut. 

"Kami mohon maaf dengan segala ketidaknyamanannya. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut,” janjinya.

Kiai Said mengapresiasi komitmen Nadiem ini. Dia pun tidak menyalahkan Nadiem atas hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia itu.

Baca juga : Ketua Satgas Covid Minta Urang Awak Nggak Mudik Dulu, Jangan Pulang Basamo

“Kita kecewa dengan draf Kamus Sejarah itu yang tidak menyebut NU, Hasyim Asy’ari, dan Gus Dur. Tetapi, itu bukan kesalahan Menteri, karena terbit 2017, bukan era Pak Nadiem,” kata Kiai Said. 

Dia pun menyarankan Nadiem menyusun ulang naskah kamus tersebut. PBNU siap mendampingi Kemendikbud dalam proses tersebut dengan tim sejarawan yang canggih. “Penulisan sejarah yang tidak benar akan merugikan bangsa, bukan hanya NU. Kalau sejarah tidak ada Hasyim Asy’ari sejarah bangsa juga rugi dong,” ujarnya.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menambahkan, pihaknya telah menugaskan salah satu pengurusnya menjadi tim perumus. Selain itu, PBNU menyampaikan Ensiklopedia NU kepada Kemendikbud. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi serta masukan agar sejarah dapat diluruskan sesuai perjalanan Bangsa Indonesia.

Baca juga : Rumor Mo Salah Ke Madrid, Zidane : Dia Bukan Pemain Saya

Sedangkan Yenny Wahid menegaskan, dengan kedatangan Nadiem ini, persoalan Kamus Sejarah itu sudah selesai. “Justru kami akan memberikan asistensi kepada Mas Nadiem dan timnya untuk merevisi kamus sejarah tersebut supaya lebih meningkat,” tegas Yenny. 

Yenny juga sangat mengapresiasi sikap Nadiem yang sangat responsif terhadap isu ini, kendati pembuatan naskah kamus sejarah tersebut bukan terjadi di era kepemimpinannya. “Kita juga bersyukur kejadian ini membawa hikmah karena kamus tersebut dapat diperbaiki sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda ke depan agar lebih mengenal tokoh-tokoh bangsa serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan Bangsa Indonesia," kata dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.