Dark/Light Mode

Korupsi Sebagai Kebudayaan

Sabtu, 22 Mei 2021 12:31 WIB
Dr. Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta & Anggota Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah
Dr. Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta & Anggota Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah

 Sebelumnya 
Adapun bentuk kebudayaan yang berkorelasi dengan korupsi, dinyatakan John Dolberg Acton (1837) segabai, Power tends to corrupt. Absolute power corrupt absolutely, budaya penguasa memungkinkan berbuat korupsi.

Memang, kekuasaan dapat dengan mudah berkolerasi dengan budaya korupsi. Karena terbuka kesempatan untuk melakukan korupsi. Muncullah korupsi penguasa.

Baca juga : Produsen Sepatu Bata Keluar dari Jerat PKPU

Lalu mengapa korupsi dan kebudayaan ada korelasinya? Karena manusia tidak berpikir secara benar. Dia terpengaruh nilai yang tidak baik dan terjebak kedalamnya. Bahkan menjelma jadi kebiasaan dalam kebudayaannya.

Tentu kita sepakat, korupsi buruk. Sementara kebudayaan itu baik, kecuali berubah, bercampur dengan nilai lain. Inilah masalah yang harus diperbaiki.

Baca juga : Kasus Korupsi Jasindo, KPK Tetapkan Dua Tersangka

Korupsi menjadi budaya, bukan saja buruk, tak bernilai, melainkan berbahaya. Masyarakat akan porak poranda dengan merajalelanya korupsi.

Hal itu harus diberantas dengan menegakkan hukum yang tegas dan adil. Lalu membangun sistem transparan dalam birokrasi pemerintahan, diiringi akuntanbilitas dan pertanggunganjawaban, sehingga birokrasi kita menjadi pelayan ideal dan membanggakan.

Baca juga : Sembako Naik, Kebiasaan Deh

Dengan transparansi dan akuntabilitas, budaya korupsi dapat dihindari. Kita amat mendambakan pejabat yang bersih dari korupsi. Kita tidak ingin timbul image bahwa pejabat identik dengan korupsi. Yang kita dambakan adalah aparat negara yang bersih, jujur, dan berwibawa. (*)

[Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta & Anggota Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.