Dark/Light Mode

Puas Lihat Hari Pertama PPKM Darurat

Luhut: 2 Minggu Ini Masa Kritis

Minggu, 4 Juli 2021 08:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah), dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat meninjau sentra vaksinasi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (3/7/2021). (Foto: Humas Kemenkomarves)
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah), dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat meninjau sentra vaksinasi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (3/7/2021). (Foto: Humas Kemenkomarves)

 Sebelumnya 
Dalam jangka pendek, saran dia, pemerintah harus segera mengambil tindakan. Pertama, menambah ruang ICU di rumah sakit. Kedua, meningkatkan tenaga kesehatannya. Karena sekalipun ICU ditambah, nakesnya juga kurang memadai. Sebab itu, pemerintah harus mengambil langkah cepat. Seperti tidak lagi mementingkan sertifikasi perawat.

“Perawat di ICU itu ada levelnya. Mulai dari primer, sekunder, dan tersier, sesuai layanan ICU. Tetapi sekarang ini sangat banyak dibutuhkan perawat. Pemerintah harus segera melatih perawat. Ketiga, adalah lockdown. Karena PPKM tidak efektif memutus penularan,” usul Hendrawan.

Baca juga : Hari Pertama PPKM Darurat, Luhut Blusukan Ke Bandara Soekarno-Hatta

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, lonjakan kasus saat ini merupakan buah dari kelakuan masyarakat dua minggu lalu. Artinya, PPKM Darurat baru bisa dirasakan hasilnya dua minggu setelah direalisasikan. Sehingga, tren kenaikan kasus masih akan berlanjut hingga dua minggu ke depan.

Dicky memprediksi, puncak penularan akan terjadi pada akhir Juli. Untuk mencegah hal itu, pemerintah dan masyarakat harus benar-benar melakukan pencegahan. Jika PPKM Darurat dirasa tidak efektif, pemerintah harus berani mengevaluasi. “Nggak usah nunggu sampai dua minggu. Apalagi sampai kolapsnya layanan kesehatan,” sarannya.

Baca juga : Hari Pertama PPKM Darurat, Polda Jatim Berangkatkan Patroli Show Of Force

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kondisi ini sesuai prediksi awal, yakni puncak kasus terjadi di akhir Juni sampai awal minggu kedua Juli. Karenanya, PPKM Darurat menjadi instrumen pemerintah untuk menurunkan penambahan kasus tersebut.

Nadia menyebut ada instrumen yang dilakukan dalam menghadapi lonjalan ini. Pemerintah terus berupaya menambah tempat perawatan intensif dan penanganan bagi pasien bergejala berat. Begitu juga ketersediaan oksigen, dengan meningkatkan kapasitasnya menjadi 20-30 persen.

Baca juga : Tito: Tak Perlu Panik

“Pengurangan supply gas untuk industri tetap diutamakan untuk memenuhi oksigen kesehatan. Sedangkan untuk obat-obatan, terus dimonitor dan dicukupi kebutuhannya,” kata Nadia, saat dikonfirmasi, tadi malam.

Namun, lanjut dia, upaya pemerintah tidak akan maksimal tanpa dibarengi kerja sama masyarakat. Karenanya, Nadia meminta masyarakat mematuhi PPKM mikro maupun PPKM Darurat. Seperti tetap di rumah, patuhi protokol kesehatan. “Segera tes kalau kesehatan terganggu. Dan segera isolasi. Pastikan menggunakan masker, juga jarak dan segera vaksinasi,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.