Dark/Light Mode

Bimo Ario Tejo PhD Bicara Varian Delta

Semua Negara Gagap

Sabtu, 14 Agustus 2021 07:25 WIB
Pakar Bioteknologi/Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Kamis (12/8/2021). (Foto: Dok. RM.id)
Pakar Bioteknologi/Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Kamis (12/8/2021). (Foto: Dok. RM.id)

 Sebelumnya 
Apa yang harus dilakukan Indonesia dalam kondisi ini? Menurut Bimo, kuncinya mempercepat vaksinasi. Vaksinasi harus lebih cepat dibanding penularan Covid-19. "Kalau kalah cepat atau vaksinnya lambat, sedangkan penularannya tidak terkontrol, maka kita akan kalah," ucapnya, mengingatkan.

Bimo menekankan, vaksinasi ini sangat penting dalam perang melawan Covid-19. Sebab, saat ini, pembatasan pergerakan sudah sangat sulit. Dia pun mencontohkan kasus di Malaysia. "Sudah lebih setahun masyarakat tidak bekerja. Kalau mereka diminta untuk memperpanjang lagi tinggal di rumah tidak bekerja, itu sulit," jelas Bimo.

Dia menegaskan, tidak ada alasan untuk tidak divaksin. Semakin banyak yang divaksin, maka semakin mudah menjinakkan pandemi. Dia juga mengingatkan masyarakat, jangan mudah percaya informasi efek penyerta dari vaksin. Sebab, efek penyerta itu hal wajar.

Baca juga : Bamsoet Ajak PPI Malaysia Kembangkan Semangat Kebangsaan

Bagaimana dengan lansia dengan orang yang memiliki komorbid? Menurut Bimo, justru, lansia dan orang yang memiliki komorbid itu, harus menjadi prioritas. Sebab, mereka rentan terinfeksi Covid-19.

"Miskonsepsi bahwa yang memiliki komorbid tidak boleh divaksin, harus diluruskan. Karena merekalah yang justru paling membutuhkan vaksin," jelas Bimo.

Selain itu, Bimo juga menjelaskan mengenai vaksin Sinovac yang mayoritas digunakan masyarakat Indonesia.

Baca juga : Awas Bahaya Varian Delta, Jangan Mudik Idul Adha

Menurut dia, pemilihan Sinovac sudah sangat tepat. "Teknologi pembuatan vaksin Sinovac sudah dikuasai oleh BioFarma. Sehingga, nanti bisa diproduksi sendiri di Tanah Air," terangnya.

Bila pemerintah membeli vaksin lain, namun tidak menguasai pembuatannya, Bimo khawatir Indonesia bakal dikendalikan produsen. Alhasil, Indonesia tidak bisa memproduksi sendiri.

"Kenapa Indonesia di awal tidak menggunakan vaksin Pfizer yang efikasinya tinggi, ya karena teknologi pembuatannya tidak dikuasai Bio Farma," tandasnya.

Baca juga : Varian Delta Lebih Mematikan, Benarkah?

Di akhir paparannya, Bimo yang tinggal di Malaysia, berharap dan berdoa semoga pandemi ini segera berakhir. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.